[P U L A N G]
"Aku pulang."
katamu. berseru sambil mendayu sepeda ontel mu sore itu. ada
gurat manja. ada aroma masakan rumah. entah. mungkin ini hanya fatamorgana.
"untuk apa?" tanya ku pada sebagian senja yang
mulai tampak keemasan. cantik sekali. termangu ku dibuatnya. lantas pertanyaan
itu, seperti perih yang terlupakan.
"untuk apa katamu? apa kau tidak merindukannya?"
wajah mu menatapku lekat. lensa bening memancarkan berlian. berlian itu
mempercantik pipi merahmu. di sempurnakan dengan senyum tulus seorang sahabat.
"Aku rindu. Bahkan kau tak pernah tau seberapa besar
rindu itu bersemayam dalam sunyi selama ini." aku berpaling. tidak
seorangpun boleh menatap berlian di pipiku. sesak mengundang sesal. untuk apa
ku ucapkan.
"Katakan rindumu. pada Allah yang Maha Tahu. Dia yang
akan menyampaikan rindu mu itu meski seluas samudra kau membendungnya."
sore ini, kau buka kan mata hati ku tentang rindu. tentang pemutus jarak
terbesar dalam ketakutan. tentang kurir pesan paling cepat sepanjang zaman.
tentang ekspresi rindu paling sempurna, yaitu D O A.
Lewat doa.
ku sampaikan rindu yang telah mengangkasa.
ku sampaikan rindu yang telah menghujam samudra.
ku sampaikan rindu yang kini telah mencekik leherku. pada
malam sunyi dan penuh harap.
rindu.
izin kan aku p u l a n g.
Bogor, 03 November 2016
Rindu dari tanah rantau
Tidak ada komentar:
Posting Komentar