Sabtu, 21 Januari 2017

#Freewriting



[P U L A N G]



"Aku pulang."
katamu. berseru sambil mendayu sepeda ontel mu sore itu. ada gurat manja. ada aroma masakan rumah. entah. mungkin ini hanya fatamorgana.

"untuk apa?" tanya ku pada sebagian senja yang mulai tampak keemasan. cantik sekali. termangu ku dibuatnya. lantas pertanyaan itu, seperti perih yang terlupakan.

"untuk apa katamu? apa kau tidak merindukannya?" wajah mu menatapku lekat. lensa bening memancarkan berlian. berlian itu mempercantik pipi merahmu. di sempurnakan dengan senyum tulus seorang sahabat.

"Aku rindu. Bahkan kau tak pernah tau seberapa besar rindu itu bersemayam dalam sunyi selama ini." aku berpaling. tidak seorangpun boleh menatap berlian di pipiku. sesak mengundang sesal. untuk apa ku ucapkan.

"Katakan rindumu. pada Allah yang Maha Tahu. Dia yang akan menyampaikan rindu mu itu meski seluas samudra kau membendungnya." sore ini, kau buka kan mata hati ku tentang rindu. tentang pemutus jarak terbesar dalam ketakutan. tentang kurir pesan paling cepat sepanjang zaman. tentang ekspresi rindu paling sempurna, yaitu D O A.

Lewat doa.
ku sampaikan rindu yang telah mengangkasa.
ku sampaikan rindu yang telah menghujam samudra.
ku sampaikan rindu yang kini telah mencekik leherku. pada malam sunyi dan penuh harap.

rindu.
izin kan aku p u l a n g.


Bogor, 03 November 2016
Rindu dari tanah rantau

Tidak ada komentar:

Posting Komentar