Selasa, 24 September 2019

Spesial #HariTani, 24 September 2019

Hi Pemuda dan Aku

Hi Indonesiaku,
Bagaimana kabarmu hari ini?
Ku dengar kau sesak napas,
Jangankan keluar rumah mencari obat,
Bergerak saja seperti orang cacat,
Makan, tidur, lihat jendela gelap, tidur lagi.

Hi Negeriku,
Bagaimana persaanmu hari ini?
Ku dengar kau sangat marah,
Hingga langit begitu merah,
Mau pecah rasanya, tapi tidak ada guna.
Lantas kau hanya memendamnya,
Sabar, sabar, sabar, meski ubun-ubun sudah ngebul menahannya.

Hi Bangsaku,
Bagaimana keadaanmu hari ini?
Ku dengar suaramu serak,
Berteriak ribuan kali mengukap kegundahan,
Tapi rasanya percuma saja kau utarakan.
Semua itu hanya masuk kuping kiri, keluar kuping kanan, kasian.

Hi Pemimpinku,
Bagaimana sikapmu dengan semua ini?
Ku dengar kau tidak lagi peduli,
Asal kau bisa kasih makan anak istri,
Hidup senang pakai uang hasil korupsi,
Puaskan diri karena hidup cuma satu kali,
Sayangnya kau lupa bahwa neraka menanti.

Bogor,
Resah tapi tak berdaya.

Minggu, 22 September 2019

Antalogi Sastra

Dicintai atau Mencintai?

Dahulu kala ada seorang pangeran yang sangat mencintai seorang puteri dari negeri sebrang. Cantik parasnya membuat ia jatuh hati berkali-kali. Mau dilihat 1000 kali pun, ia akan tetap jatuh hati. Bayangkan seberapa besar cinta tumbuh di hatinya (?).

Di waktu yang sama, ada seorang perempuan dari kalangan rakyat jelata mencintai sang pangeran baik hati itu. Cintanya yang bertepuk sebelah tangan tak pernah sedikitpun membuatnya bersedih. Semakin hari, rasa cintanya bertambah-tambah. Ia tunjukkan cintanya dalam bentuk kesetiaan kepada sang pangeran. Kesetiaan yang tiada duanya dengan menjadi pelayanan sang pangeran

***
Suatu hari, sang pangeran dengan kuda yang gagah perkasa menuju ke istana tuan putri, dengan harapan dapat meminangnya saat itu. Ditemani oleh perempuan biasa yang setia memenuhi setiap kebutuhannya, apapun itu.

Ketika telah sampai, tuan puteri menerimany dengan sngat senang hati. Bukan, bukan menerima cinta sang pangeran, namun ia hanya berbinar saat menatap begitu banyak emas yang dibawa sang pangeran sebagai mahar. Perhatiannya kepada sang pangeran langsung teralihkan dalam sekejap.

"Tuan puteri, terimalah lamaran saya ini, saya akan berikan semua emas dan berlian ini kepadamu," ujar sang pangeran dengan lemah lembut.

Tuan puteri masih tercengang, memang telah diakui oleh semua kerajaan sewaktu itu, kerajaan pangeran adalah kerjaan terkaya yang pernah berdiri pada masanya. Tuan puteri yang gelap mata hanya menerima pangeran karena harta dan takhta nya. Akhir ceritanya? apakah bahagia?

***
Jelas saja kisah sang pangeran polos dan tuan puteri matre tidak berhenti disitu (wkwkw). Beberapa bulan setelah pernikahan, semua harta pangeran terkuras habis karena gaya hidup tuan puteri yang kelewat batas. Bahkan sang pangeran tidak dilayani selayaknya suami, tuan puteri telah mencampakkannya setelah merenggut harta sang pangeran.

Sementara itu, ditengah permasalahan rumah tangganya, sang pangeran selalu dilayani dengan sangat baik oleh si perempuan biasa itu. pelayanan setianya, yang sudah banyak membantunya. membuatkan makanan, menyiapkan pakaian, menghibur di kala sedih dan gundah, bahkan memberikan banyak solusi atas masalahnya.

Masalahnya, mengapa sang pangeran tidak sadar juga? Apabila ada sosok yang selalu menemaninya dalam keadaan suka maupun duka? why??
Karena sang pangeran masih sangat yakin apabila ia bisa mengubah tuan puteri menjadi perempuan yang mencintainya dengan tulus.
Sebesar apapun usaha yang akan ia kerahkan, Seberapa lamapun waktunya, sungguh sang pangeran tidak akan menyerah. Apakah endingnya masih tragis?

***
Tidak kalau cerintanya akan mirip dengan kisah hidayah di Indo*** (hehe).

Tapi sayangnya memang akan tragis. Karena sedari awal sang pangeran tidak pernah bertanya kepada tuan puteri apakah dia mencintainya juga atau tidak, dia hanya melamarnya, dia hanya meminta hatinya, tapi sebenarnya tuan puteri tidak pernah merelakannya.

Sementara si perempuan biasa, dengan kerendahan dirinya, dia tidak akan pernah mengungkapkan perasaannya kepada sang pangeran. Dia tahu diri, dia tahu dimana posisinya. Rasa rendah diri membawanya kepada penyesalan.

Si Tuan Puteri?
Dia hanya akan menemukan cinta semu atas keserakahannya kepada dunia. Dia tidak akan benar-benar menemukan cinta sejati selama dunia masih di hatinya. Dia hanya akn tetap seperti itu, kecuali sang pangeran selalu sabar mendoakan dan menunggunya.

Semua akn terjadi.
Menjadi orang yang akan dicintai atau menjadi orang yang mecintai adalah pilihan.
Dimanapun posisimu nanti,
Jadilah sebaik-baik pelaku yang mencintai dengan sepenuh hati, harap, dan keyakinan.
Biar Allah yang akan menyaksikannya. :")

Jakarta.
Terbawa suasana hari ini.
Kisah ini fiktif belaka.
Kadang ada mirip sih haha :")

Jumat, 20 September 2019

#Freewriting

Why Are You So Worried ???

Dear Aku,

Udah lama rasanya kita (aku dan hatiku) tidak bercengkrama lewat sujud-sujud panjang. atau sekedar bertegur sapa di depan cermin kamar. menyunggingkan senyum, menatap dengan mantap, sekedar mengutuhkan keyakinan setiap pagi.

Yakin,
Keyakinan yang utuh, kuat, dan menyeluruh tentang segala hal yang sudah Allah tuliskan. Yakin bahwa Allah selalu memberikan segala yang kita butuhkan. Eits, bukan yang berlebihan, tapi cukup membuat hati kita tentram dan aman. Itulah keyakinan, ketika mengingat Allah saja sudah membuat rasa tentram dan aman. Allah...

Tapi terkadang,
beberapa kali ya mungkin kita merasa ragu. Saat doa-doa yang kita panjatkan dan beberapa kebutuhan lain yang Allah 'delay' waktu dikabulkannya karena beberapa alasan (hanya Allah yang tahu jawabannya). Lantas, kita kehilangan keyakinan? Astagfirullah.. haruskah kita membaca syahadat lagi? :"(

Padahal ya,
Bukan Allah tidak kabulkan, mungkin ada waktu yang tepat untuk mewujudkannya. Ada saat dimana hati kita tengah sangat sensitif dalam menerima kebaikan, kemudian kita 'engeh' kalau ternyata suatu moment sepele dalam hidup kita adalah jawaban dari doa-doa kita. Ah... romantis banget kan Allah tuh. ada aja cara-Nya membuat hamba-Nya yg dhoif ini selalu bahagia :") sedangkan aku?? huhu jarang sekali membuat Allah bahagia :"(

Yes, That's The Point!
Husnudzon !
Husnudzon aja dulu sebanyak-banyaknya sama Allah. Mungkin ke khawatiran kita akan hari esok tentang harta, benda, anak, dan pasangan (yg udh punya :")) terlalu berlebihan. Padahal, kalau saja keyakinan kita utuh di dalam dada kita, InsyaAllah tidak ada sedikitpun kekhawatiran tersebut. huhu apalah aku, bahkan besok aja masih bingung mau makan uangnya cukup apa enggak? :"(

Dear Aku,
Coba deh diri,
sering-sering bercengkarama dengan hati, dengan Allah.
Tanya lagi, apa yang kamu khawatirkan? sedang Allah adalah Maha Kuasa atas segala sesuatu di kehidupan ini :"(

Jakarta,
Tiba-tiba saya khawatir,
Lusa akan banyak kata-kata menusuk hati.
Astagfirullah :")
(20 September 2019)

Senin, 16 September 2019

Antalogi Sastra

Berkali-kali jatuh hati !

Satu, dua kali.
Wajar jika seseorang pernah merasakan jatuh cinta.
Itu artinya dia tengah bersiap-siap terjun ke jurang yang paling dalam.
Bersiap untuk patah hati.
Satu, dua kali.
Itu hal yang biasa terjadi.

Tiga, empat kali.
Mungkin sudah banyak rasa yang pura-pura kita pendam dalam-dalam.
pura-pura tidak merasa, kebal, agar hati tidak salah tingkah.
pura-pura membenci, padahal jauh di lubuk hati, memujanya berkali-kali.
Tiga, empat kali.
Kita pernah injak-injak rasa ini, merelakan semuanya.

Lima, enam kali.
Kita pernah bisikan nama yang (mungkin) sama.
Atau ternyata kita salah menduga, kau bisikan namanya, ku bisikan namamu, ternyata nama kita tidak pernah bertemu dalam satu garis lurus.
Tapi kita tetap saja mengotot pada Tuhan, merasa bahwa si dia juga miliki rasa yang sama, ternyata hanya sia-sia.
Lima, enam kali.
Tak adakah satu doapun yang Tuhan kabulkan?

Tujuh, delapan kali.
Cinta pernah bermekaran tak karuan.
Makin menjadi-jadi mekarnya dengan pengandai-andaian syaithan.
Ah.. andai saja, dia wanita ku, andai saja dia lelaki ku. andai, andai, andai !!
Sudah bosen mengandai-andai, akhirnya pasang status sebagai kode awal. berharap dia peka dengan maksud dan tujuan
Tujuh, delapan kali.
Berapa banyak status ku yang dibaca olehnya? (harap2cemas)

Sembilan, sepuluh kali.
Kita berhenti.
Berhenti jatuh hati.
Berakhir dengan kisah cinta tragis.
Ternyata si dia yang berkali-kali ku sebut namanya dalam doa,
adalah jodoh sahabatku.
Sembilan, sepuluh kali.
Jangan lagi-lagi kendalikan rasa yang belum sah milik kita.

Jakarta.
Berkali-kali kupikirkan,
ku lelah.
Saatnya istirahat :)