Gambar 1 : Ilustrasi gambar pembuka |
Ada Apa dengan Nikah??
Satu-dua hari
belakangan ini lagi heboh banget komik tentang nikah. Banyak yang akhirnya
terpancing untuk nikah muda. Atau lebih tepatnya terdorong untuk segera melamar
calon bidadari idaman. Lucu juga yaa. Saya tertarik sekali bahas masalah ini.
Masalah nikah(!).
Nikah Muda?
Salah satu alasan terkuat
seseorang menikah adalah menyempurnakan sebagian agama. Namun ada juga yang
beralasan bahwa menikah adalah cara melindungi diri dari hawa nafsu (bisa
disamakan dengan menjaga diri dari segala macam bentuk zina). Lantas apakah
yang mendorong seseorang menikah se-dini mungkin? Yang jelas, jawabannya ada
pada hati dan diri kalian masing-masing :D
(jawaban subjektif)
Gambar 2 : Ilustrasi gambar, mau nikah belum direstui ayah |
Apakah kata Ilmu Keluarga?
Setiap orang memiliki tugas
perkembangan masing-masing pada fase tertentu (dalam teori perkembangan
manusia). Salah satu tugas perkembangan yang harus dipersiapkan (bahkan sejak
remaja) adalah mempersiapkan perkawinan
dan hidup berkeluarga. Mengapa demikian? Saat remaja, seseorang memasuki
fase “baligh”. Ada perkembangan yang sangat pesat dari segi fisik dan
reproduksi. Artinya dari mulai remaja, seseorang sudah mampu menikah secara
biologis. Itulah mengapa pernikahan dini diperbolehkan. Eits.. bukan berarti
sejak SD (ketika masa baligh lebih cepat) sudah boleh menikah yaa.. Kan sayang
atuh waktu sekolahnya.
Ketika seorang individu memasuki masa dewasa,
maka tugas perkembangan yang harus di capai bukan lagi mempersiapkan
pernikahan. Tetapi, saat kita usia dewasa muda (berkisar 20-40 tahun), seorang
individu sudah harus mencari pasangan,
memulai hidup berkeluarga, membesarkan anak, bahkan hingga mampu mengatur
urusan rumah tangganya. Lebih rumit kan? But tenang saja kawan. Masa ini
lamanya hingga 20 tahun kok. Ahay..
Jadi sebenarnya,
Nikah muda bukan perihal MAU tapi
sudah harus SIAP. Jika kita hanya berfikir “ingin” menikah. Sebenarnya sejak
kita SMP pun sudah bisa menikah. Namun yang diinginkan dalam pernikahan bukan
hanya perihal memperbanyak keturunan. Melainkan memperbaiki kualitas keturunan.
Memikirkan secara matang tujuan pernikahan tersebut dan bagaimana kehidupan
selepas pernikahan. Meskipun saat ini banyak sekali pasangan muda yang memasang
kemesraan di sosial media. Seakan-akan menikah itu selalu membahagiakan. Eits..
tenang (lagi). Selama Allah yang menjadi landasan sebuah pernikahan, maka hal
yang tidak membahagiakan secara lahir, akan tetap memberikan keberkahan secara
batin. Mantep kan(!)
Gambar 3 : Ilustrasi gambar, Mau nikah apa Siap nikah? |
Bagaimana dengan penulis?
Mohon maaf jika saya terkesan sok tau. Sejujurnya saya memang belum
menikah. Namun rasanya, ada sedikit kebahagiaan yang saya ingin bagikan kepada
saudara sekalian (baik yang sudah menikah ataupun belum menikah). Bahagia
kenapa? Alhamdulillah, saya bahagia karena Allah SWT izinkan saya menyelami
dunia keluarga dan anak selama 3,5 tahun. Allah..
Saya hanya terkagum-kagum dengan
keberanian kalian yang menikah muda. Perihal menikah bukanlah sesuatu yang
terlihat mudah. Ngelamar anak orang, ijab kabul, pacaran setelah nikah, hidup
bersama, udah. Hmm.. terlihat bahagia ya (semoga Allah selalu memberkahi).
Apalagi menyaksikan keindahan rumah tangga Rasulullah SAW dalam setiap lembaran
sejarah beliau. Lebih-lebih lagi saya terkagum-kagum (MasyaAllah). Nikmat
memang menikah muda. Lebih awal ngambil jatah pahala nya (sunnah-sunnah
Rasulullah SAW yang hanya dapat dirasakan pahalanya bagi mereka yang sudah
menikah). Hihihi jadi ngalor ngidul :p
Alhamdulillah..
Intinya semoga curhatan saya ini bermanfaat. Atau paling tidak menjadi hiburan saudara-saudara.
Intinya semoga curhatan saya ini bermanfaat. Atau paling tidak menjadi hiburan saudara-saudara.
Afwan minkum.
Umi Azizah M
Umi Azizah M