Minggu, 22 Mei 2016

Celotehan TIGA : Apa yag terjadi pada Anak ?


Gambar 1 . Child Attention : sumber google

SATU GERAKAN CINTA (episode 1)

Komunitas Peduli Anak
 
 
Hari ini saya kembali terkaget-kaget. Ada lagi korban kekerasan seksual yang terekspose di salah satu stasiun televisi. Baru sekitar  empat berita yang saya dengar dalam waktu satu pekan. Padahal sudah ada ribuan korban yang mengalami kekerasan seksual disekitar lingkungan tinggal, sekolah, tempat bermain,bahkan lingkungan keluarga sendiri.

Apakah anda bisa bayangkan?
Tiga dari lima kasus kekerasan seksual adalah anak dibawah umur. Anak yang notabene belum mengerti apa yang sesungguhnya dilakukan oleh orang dewasa terhadap dirinya. Mereka telah benar-benar menjadi korban manusia-manusia yang dikendalikan hawa nafsu. Bahkan tidak hanya itu, banyak kasus kekerasan yang pelakunya sendiri adalah anak di bawah umur. Saya makin tidak mengerti, sesungguhnya siapa yang mengajarkan mereka berlaku sedemikian hewani?

Kasus yang mencengangkan batin saya adalah saat salah satu dosen bercerita bahwa ada anak usia sekolah dasar melakukan perlakuan senonoh pada anak usia pra sekolah (TK). Apalagi yang ada di fikiran kalian kalau bukan orang tuanya lah yang memiliki andil besar terhadap kerusakan moral anaknya. Loh kok orang tua? karena keluarga lah unit utama dan paling pertama dalam pendidikan anak. Jika bukan orang tua selaku pengendali mereka, maka bisa dipastikan bahwa lingkungnnya (positif atau negatif) yang akan menjadi pengendali perilaku anak.

Mereka (red : orangtua) bilang, "kami tidak bersalah?"
Memang bukan orang tua yang mengajarkan sang anak berlaku demikian. Saya optimis bahwa orang tua sudah memiliki berbagai rencana yang idealis bagi anak-anak mereka. Saya juga optimis bahwa mereka sudah melakukan segalanya bagi kebahagiaan anak-anak mereka. Lantas apa lagi yang kurang dari kami yang telah melahirkan dan membesarkanmu?

Di sinilah masalah baru hadir. Keluarga modern saat ini telah banyak membebaskan anak-anak mereka dalam kehidupan yang serba canggih dan instan. orang tau dengan bangga telah membelikan anak-anaknya gadget pada usia dini. Dalih mereka adalah agar anak tidak ketinggalan informasi dan teknologi. Mungkin mereka lupa, bahwa anak usia dini memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi. Apa saja bisa mereka ketahui hanya melalui sebuah layar yang aktif mereka gunakan. Sebenarnya itu tidak masalah asal tetap berada dalam pengawasan orang tua.

Namun, lagi-lagi disayangkan. Orang tua modern jaman sekarang lebih bangga lagi jika mereka memiliki babysitter.Mereka yang memiliki babysitter di pandang lebih tinggi status sosialnya. Padahal kita tidak tahu dengan pasti latar belakang pengasuh anak bayaran tersebut. Jelas berbeda kasih sayang seorang ibu dengan 1000 bebysitter yang ada (pepatah). Banyak dari anak yang di asuh mendapat perilaku yang permissive (serba mengijinkan) dari para pengasuh bayarannya. Alhasil, si anak asyik dengan gadget dan si mba merasa bahagia saat si anak anteng sendiri. 

Lantas harus bagaimana?
Mom.. Anak adalah harta berharga. Pada usia 2-5 tahun, anak tengah mengembangkan kapasitas otak dan pola pikirnya sendiri (golden age). Butuh seorang ibu dan ayah yang setia berada disamping sang anak hingga ia benar-benar mengerti dunia luarnya. Bukan berarti anak benar-benar dilepas, namun awasi ia dengan cinta dan kasih sayang. Banyak dari anak yang melampiaskan kasih sayang nya kepada teman sesama jenisnya. Alhasil si anak mendapatkan kejadian-kejadian luar bisa yang tidak kita inginkan. Banyak juga dari anak yang merasa tertekan. Akhirnya si anak pergi dari rumah. Membalas dendam perilaku yang tidak baik kepada teman-temannya.

Semua berawal dari sini. Dari keluarga yang harmonis. Pendidikan agama yang baik. Serta perkembangan anak yang terkontrol dengan baik. Saya tau, kalau saya belum berkeluarga. Namun saya mengerti teorinya. Hanya terbentur praktek yang kurang. Oleh karena itu, di sinilah saya berbagi dengan bunda sekalian.

Cintailah ia dengan sebanar-benar nya cinta.
Banyak dari ibu diluar sana yang tidak memiliki anak.
Maka..
Sebelum kita benar-benar menyesal.

Satu Gerakan Cinta.
Apakabar si kecil hari ini?

Umi Azizah M 
InsyaAllah calon ibu yang mendukung GERAKAN PEDULI ANAK.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar