Bismillahirrohmanirrohim...
Gambar 1. Ilustrasi bersumber dari google |
Sebaik-baik Insan
(Saya dalam 5 Tahun Mendatang)
(Saya dalam 5 Tahun Mendatang)
“Sebaik-baik
seorang hamba adalah yang paling banyak manfaatnya.”
Hidup itu hanya mengenal dua hal. Ada baik dan buruk.
Ibarat Yin dan Yang dalam filosofi Tionghoa untuk menggambarkan dua hal yang
berlawanan. Atau bagaikan acara reality show hitam putih yang dibawakan
oleh Deddy Corbuzier dalam salah satu stasiun televisi. Sedangkan dalam Islam,
dikenalkan yang Haq dan Bathil dalam menggambarkan kebaikan dan keburukan. Begitupula
dalam hidup kita, ada masa hidup yang bermanfaat atau tidak bermanfaat. Hidup
yang penuh manfaat adalah impian setiap orang. Jika bukan manfaat yang
dibagikan maka bisa jadi kita telah menyumbang sebuah keburukan.
Seperti dalam sebuah hadist Rasulullah SAW, Sebaik-baiknya manusia
adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya (HR. Ath Thabarani). Manfaat adalah bentuk aktualisasi diri seseorang dari
banyaknya proses hidup yang telah dilewati. Proses hidup dari kita kecil hingga
beranjak dewasa. Sejak kita hanya meminta hingga akhirnya kita dapat memberi
kepada oranglain. Selain itu, kebermanfaatan adalah bentuk syukur kita terhadap
nikmat Allah selama kita hidup.
Maka atas seizin Allah. Impian yang
bermanfaat 5 tahun yang akan datang bagi saya adalah membahagiakan kedua
orangtua dan orang lain. InsyaAllah 5 tahun kedepan, saya adalah seorang
pemerhati anak di Indonesia. Selaras dengan bidang keilmuan yang saya geluti
saat ini, yaitu Ilmu Keluarga dan Konsumen. Maka menjadi kewajiban saya untuk
dapat memberikan kebermanfaatan dari ilmu yang saya dapatkan. Selain itu,
kerusakan moral yang terjadi pada anak telah mengancam masa depan generasi
bangsa Indonesia. Anak adalah investasi sebuah negara. Kepribadian seseorang
dibentuk sejak masa kanak-kanak, sehingga memperbaiki moral anak adalah
kewajiban setiap orang.
Saya juga adalah seorang penulis terkenal. Bukan sosok
penulisnya yang terkenal, namun tinta-tinta emas yang tergoreskan untuk
menginspirasi setiap insan. Mengingat sebuah pepatah “Menulis adalah mengikat
ilmu” dan “Jika kau ingin dikenang oleh sejarah, maka menulislah.” Selain itu,
menulis adalah salah satu usaha menumpuk amal-amal jariyah. Target tulisan saya
juga mengenai keluarga dan anak. Menulis kembali setiap tetes ilmu yang saya
dapatkan semasa kuliah. Harapannya, buku itu dapat menjadi referensi bagi
orangtua modern dalam mendidik anak dan membangun keluarga sejahtera.
Mimpi saya selanjutnya adalah menjadi seorang ibu
sekaligus pengusaha muda di Indonesia. Menjadi ibu sebagai madrasatul ula
(pendidik pertama dan utama) adalah kewajiban. Namun juga dapat mengelolah
sebuah usaha hanya dari rumah adalah sebuah impian. Pengusaha yang mampu memberikan
keuntungannya untuk orangtua tercinta dan kebutuhan dakwah. Semua itu, jelas
atas izin dan ridho Allah serta sang suami kelak. Begitulah yang Allah inginkan
terhadap hamba-hamba-Nya yang benar, “Sesungguhnya orang-orang mukmin yang
sebenarnya adalah mereka yang beriman kepada Alloh dan Rosul-Nya, kemudian
mereka tidak ragu-ragu, dan mereka berjihad dengan harta, dan jiwanya di jalan
Alloh. Mereka itulah orang-orang yang benar.”(QS.Al-Hujurot [49]: 15)
Impian adalah bukti cinta kita
kepada Allah. Begitupun wujud syukur kita terhadap kebesaran-Nya yang
senantiasa mengalir setiap detik. Tidak ada jalan lain yang harus kita ikuti,
selain jalan yang telah Allah gariskan. Bukan pasrah terhadap takdir malainkan
menyerahkan semua masa depan terbaik kepada Allah. Wallahualam. Aamiin yaa
rabbal alamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar