Rabu, 11 Mei 2016

Menuju Impian yang Allah Ridhoi



Bismillahirrohmanirrohim...

Gambar 1. Ilustrasi bersumber dari google

Sebaik-baik Insan
(Saya dalam 5 Tahun Mendatang)

 “Sebaik-baik seorang hamba adalah yang paling banyak manfaatnya.”

Hidup itu hanya mengenal dua hal. Ada baik dan buruk. Ibarat Yin dan Yang dalam filosofi Tionghoa untuk menggambarkan dua hal yang berlawanan. Atau bagaikan acara reality show hitam putih yang dibawakan oleh Deddy Corbuzier dalam salah satu stasiun televisi. Sedangkan dalam Islam, dikenalkan yang Haq dan Bathil dalam menggambarkan kebaikan dan keburukan. Begitupula dalam hidup kita, ada masa hidup yang bermanfaat atau tidak bermanfaat. Hidup yang penuh manfaat adalah impian setiap orang. Jika bukan manfaat yang dibagikan maka bisa jadi kita telah menyumbang sebuah keburukan. 

Seperti dalam sebuah hadist Rasulullah SAW, Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya (HR. Ath Thabarani). Manfaat adalah bentuk aktualisasi diri seseorang dari banyaknya proses hidup yang telah dilewati. Proses hidup dari kita kecil hingga beranjak dewasa. Sejak kita hanya meminta hingga akhirnya kita dapat memberi kepada oranglain. Selain itu, kebermanfaatan adalah bentuk syukur kita terhadap nikmat Allah selama kita hidup. 

Maka atas seizin Allah. Impian yang bermanfaat 5 tahun yang akan datang bagi saya adalah membahagiakan kedua orangtua dan orang lain. InsyaAllah 5 tahun kedepan, saya adalah seorang pemerhati anak di Indonesia. Selaras dengan bidang keilmuan yang saya geluti saat ini, yaitu Ilmu Keluarga dan Konsumen. Maka menjadi kewajiban saya untuk dapat memberikan kebermanfaatan dari ilmu yang saya dapatkan. Selain itu, kerusakan moral yang terjadi pada anak telah mengancam masa depan generasi bangsa Indonesia. Anak adalah investasi sebuah negara. Kepribadian seseorang dibentuk sejak masa kanak-kanak, sehingga memperbaiki moral anak adalah kewajiban setiap orang. 

Saya juga adalah seorang penulis terkenal. Bukan sosok penulisnya yang terkenal, namun tinta-tinta emas yang tergoreskan untuk menginspirasi setiap insan. Mengingat sebuah pepatah “Menulis adalah mengikat ilmu” dan “Jika kau ingin dikenang oleh sejarah, maka menulislah.” Selain itu, menulis adalah salah satu usaha menumpuk amal-amal jariyah. Target tulisan saya juga mengenai keluarga dan anak. Menulis kembali setiap tetes ilmu yang saya dapatkan semasa kuliah. Harapannya, buku itu dapat menjadi referensi bagi orangtua modern dalam mendidik anak dan membangun keluarga sejahtera.

Mimpi saya selanjutnya adalah menjadi seorang ibu sekaligus pengusaha muda di Indonesia. Menjadi ibu sebagai madrasatul ula (pendidik pertama dan utama) adalah kewajiban. Namun juga dapat mengelolah sebuah usaha hanya dari rumah adalah sebuah impian. Pengusaha yang mampu memberikan keuntungannya untuk orangtua tercinta dan kebutuhan dakwah. Semua itu, jelas atas izin dan ridho Allah serta sang suami kelak. Begitulah yang Allah inginkan terhadap hamba-hamba-Nya yang benar, “Sesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenarnya adalah mereka yang beriman kepada Alloh dan Rosul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu, dan mereka berjihad dengan harta, dan jiwanya di jalan Alloh. Mereka itulah orang-orang yang benar.”(QS.Al-Hujurot [49]: 15)

Impian adalah bukti cinta kita kepada Allah. Begitupun wujud syukur kita terhadap kebesaran-Nya yang senantiasa mengalir setiap detik. Tidak ada jalan lain yang harus kita ikuti, selain jalan yang telah Allah gariskan. Bukan pasrah terhadap takdir malainkan menyerahkan semua masa depan terbaik kepada Allah. Wallahualam. Aamiin yaa rabbal alamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar