Jumat, 09 Oktober 2015

Wajah Sederhana itu..

wajah, sederhana, ibu

wajah sederhana_
lihat lah wajah itu..

Semburat rembulan membuatnya tampak lebih indah. tenang. anggun dan menawan. selalu begitu.
wajah yang hakikat nya halus. penuh ribuan kasih sayang. menyimpang harapan-harapan besar atas buah hati yang telah di lahirkan nya.

Malam ini ku coba intip kamar sederhana itu. kamar yang hanya berornamen jam dinding. beralas sebuah kasur lantai. dan berdiri tegak lemari reyot warisan masa muda.

Ah.. tak penting sebagus apa kamar ini. bagi tubuh lemah nya, kamar hanya bersyarat kan sebuah kenyaman. kenyaman sederhana. hanya untuk sekejap saja memejamkan mata dan berharap esok tungkai kaki nya lebih kuat untuk berpijak.

mari tengok kawan..

Aku tengah tertegun melihat sosok yang berbaring di kamar sederhana ini..
sungguh lihatlah.. sosok wajah paling halus di dunia. Mungkin lebih halus dari artis-artis korea idaman remaja pria atau bahkan beribu lebih halus dari boy band nge trand idaman remaja putri. sungguh.. wajah ini lebih mengagumkan dari itu semua.

Wajah itu tampak tertidur. namun senyum dan gurat halus nya tampak hidup sepanjang masa.
perhatikan lah kawan.. wajah yang hakekat nya halus itu telah terkasari oleh kejam nya dunia. mata cekung itu membuktikan banyak hal atas perjuangannya hari ini. wajah keriputnya seperti menggoreskan begitu banyak lika-liku kehidupan. semburat senyumnya yang hidup telah banyak mengucap doa untuk buah hati nya. dan tubuh lemahnya menjadi saksi setiap pijakan kaki yang di perjuangkan untuk setetes embun kehidupan. di kamar sederhana ini.

Wajah sederhana yang tak banyak menuntut namun begitu kuat untuk menerima.
menerima semua takdir Allah tanpa keluh kesah sedikit pun.
percayalah.. wajah sederhana di kamar sederhana itu adalah ibu mu.

Baginya hidup ini sungguh sederhana.
sesederhana senyum yang selalu tergores di wajahnya.
sesederhana kebahagian untuk buah hatinya tercinta.
bersykurlah..

Apabila jiwa-jiwa sederhana itu masih hidup di kamar sederhana nya itu.
sungguh bersykurlah..
karena.. Allah masih berikan kita waktu walau hanya sekejap untuk terus mengukir senyum sederhana itu hingga akhir hayatnya..

Alhamdulillah O:)

Puisi lama : catatangurukecil.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar