Jumat, 09 Oktober 2015

HUJAN dalam RINDU



Hujan..
kau ingatkan aku.
tentang satu rindu.
di masa yang lalu.
saat mimpi masih indah bersamamu..

terbayang satu wajah
penuh cinta, penuh kasih
terbayang satu wajah
penuh dengan kehangatan
oh.. ibu.

(cuplikan lagu "Satu Rindu" Amanda feat Opick)

Hujan kembali membasahi Bogor sore ini. senja pun menggurat senyum atas rahmat Allah yang hampir selalu hadir sepekan belakangan ini. "Aku cinta hujan.." celetuk ku pada sahabat yang mengendarai kuda liar beroda dua. Menghirup wangi hujan adalah kesukaan ku. ada sensasi tersendiri saat hawa dingin merasuk kedalam tubuh dan menyegarkan kembali otak yang seharian tadi mengepul. "ah.. hujaan.. selalu ku rindukan." hela ku panjang. sore ini aku benar-benar menikmati hujan, lebih tepatnya kehujanan. hahaha

"Kamu tau kenapa aku suka hujan?" kataku pada seorang sahabat setelah sholat ashar. Aku tepat di gedung perkuliahan kampus hijau yang menghadap lahan hijau cukup asri dan bersih. Disini, dari tempat ini, aku benar-benar bisa merasakan dinginnya hujan meski tubuhku tak berada dibawahnya. ku lebarkan tanganku dan ku hirup dalam-dalam. "Kamu mau tau gak?" kataku lagi memancing. "Aku suka hujan karena rahmat Allah turun, tapi untaian doa naik ke langit. terbawa hujan hingga ke pelosok bumi Allah. bahkan hingga ke Riau." kali ini mendung memenuhi hati ku dan hujan pun turun dari mata yang merindukan sebuah pertemuan. "Ayo balik ke kelas." Ajaknya.

"hai Riau, Apakabar?" sapaku pada hujan di hari berikutnya. kali ini aku tepat berada di jendela kecil kamar ku. tidak ada pemandangan indah dari sini, yang ada hanya serentetan rumah berhunikan keluarga lengkap. ibu, ayah, dan anak-anaknya yang lucu. berteriak ke sana-kemari. bahkan ada yang menikmati indahnya hujan di bawah saung rumah mereka. beberapa langkah kecil berlarian mengejar hujan dan menikmati dingin hatinya. "Aku tau.. merekapun pasti menyukai hujan." jika kau lihat, kau akan melihat gurat senyum tulus dari wajah seorang gadis lokal yang merindukan ibunya.

Hujan deras sore ini di barengi dengan kabar yang menyesakkan. penuh duka. ah.. ibuku selalu brkata, "mama baik-baik aja ko. tapi adikmu belum sekolah juga sampe sekarang. masih libur katanya." suara disebrang pulau itu selalu tegar. selalu itu yang menenangkanku. tapi berita-berita yang ditanyangkan tak ada habisnya mengurai bulir permata di mata yang merindukan pertemuan itu.

Riau. segudang misteri yang tak mampu terkuak. segudang asap yang menyekat napas setiap manusia yang tak berdoa. salahkah aku berfikir seperti itu? jutaan manusia harus menanggung resiko dari keserakahan segelintir manusia tak tahu diri. bangsa sendiri yang membunuh perlahan saudaranya. innalillah.. bahkan tak henti-hentinya dada ini sesak saat puluhan bayi harus terpaksa bernapas dengan tabung oksigen. lebih dari itu, belasan dari mereka harus menghembuskan napas terakhirnya ditengah asap yang mengepul. sungguh.. tak manusiawi. Oh Allah... lindungi keluargaku. saudaraku. bangsaku. bahkan mereka yang telah mendzolimi saudaranya sendiri. aku tau.. kami bersaudara.

sampai detik ini. dada semakin menyesak. hampir sebulan kondisi seperti ini berlangsung. dan sampai detik ini juga.. tak ada doa lain dibalik hujan yang aku panjatkan. hanya kebaikan Allah untuk keluargaku dan bangsaku disana.

Oh hujan.. sampaikan rindukan bagi wanita tegar yang tak mampu ku lukiskan wajahnya.
sungguh aku rindu.. pulang.

Allah..
izinkanlah aku, bahagiakan ia

(cuplikan lagu "Satu Rindu" Amanda feat Opick)

Malam larut.
selalu ada waktu berdua dengan-Nya.

Bogor, 09 Oktober 2015
Dengan cinta <3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar