Senin, 11 Maret 2013

Pelangi cinta untuk saudariku..


Dear sahabat ku..

Bismillahirrahmanirrahim..
Kembali ku ingat. Dulu pernah ku nyatakan bahwa teman yang paling setia hanyalah sebuah pena yang melukis ribuan kata. Ku akui sampai saat ini. Memang beribu kali ku akui teman yang paling setia adalah pena tetapi setelah begitu leganya meluapkan segala limpahan air mata dalam pelukan sang Ilahi Rabbi. Tak mampu aku berkata, entah pada siapa aku ingin bercerita lagi selain pada-Nya. Yang sangat murah menyiapkan telinga-Nya menjadi pendengar yang baik utuk hamba-hamba-Nya selama 24 jam. Teman mana yang bisa seperti itu? Aku dan sahabat ku kah? Atau kalian dan sahabat kalian juga kah? Ah.. aku dan sahabat ku kini hanya sebuah kata tanpa cerita. Aku dan dia hanya sebuah refleksi kehidupan belaka. Ada kejanggalan dalam dirinya ketika aku selalu menyebutnya seorang sahabat. Memang kembali ku akui, hanya DIA lah yang mampu menjadi pendengar yang baik bagi ku. Bukan sahabat ku ataupun mereka.
        Kembali ku utak atik alphabet demi alphabet untuk menyusun kata menjadi sebuah kalimat. Kaliamat demi kalimat yang berisi beribu macam rasa. Cacian, makian, kecewa, sedih, duka, bahagia, bahkan hal yang sangat ingin ku ceritakan pada-Nya kemudian pada ia yang mau mendengarkan ku bukan hanya di dengar saja. Kembali ingin ku bagikan cerita demi cerita yang nyata ku rasakan. Kali ini ku sadari, cerita ku dengan sahabat ku seperti sebuah cerita fiksi, penuh dengan keanahan dan mimpi yang bagaikan bunga tidur yang paling indah. Tapi beribu kali ku yakinkan dan ku azamkan dalam hati, bahwa tiada yang mustahil bagi Allah, oleh itu aku sangat senang bermimpi tapi jelas aku pun senang mewujudkannya dengan khendak-Nya.
        Kali ini ku ingin menyusun sebuah cerita indah tentang persahabatan. Persahabatan yang ku pertahankan hingga detik ini, hingga ia mengatakan bahwa kami hanya teman dekat biasa. Cukup! Aku tak perlu pembuktian darinya, hanya dari-Nya ku akan buktikan bahwa aku benar-benar menjaga ukhuwah ini karena-Nya bukan hanya sekedar pertemanan biasa. Sahabat, kelak Allah akan wujudkan scenario yang indah tentang ku dan tentang mu lewat mimpi-mimpi yang pernah ku buat dan ingin sekali ku realkan. Sulit? Memang kata orang itu mustahil ! tapi kata Allah, “tak ada yang mustahil bagi-Ku!” loh? Kamu siapa mampu menentang-Nya? Ikuti arus-Nya, mulailah ceritakan mimpi mu, dan wujudkan lah dalam dunia nyatamu.

Jika kau rindukan aku, sahabat..

Awalnya kita memang hanya seperti teman biasa. Biasa sekelas, biasa bercerita bareng, biasa berbagi bersama, biasa sholat dhuha bareng, biasa main bareng sampai bosan, biasa narsis bareng sampe semua orang kenal, biasa ajah deh pokoknya. Yah seperti persahabatan pada umumnya.
        Pernah aku berfikir bahwa ini seperti halnya film FTV atau novel-novel remaja umumnya. Tapi mungkin setelah ku tulusuri lebih dalam sepertinya ini semua lebih keren dari itu.(haha :D)

         Awal ku mengenalnya..
        Aku mengenalnya dalam balutan ukhuwah yang lembut. Aku melihatnya bagai sosok yang menawan. Menjadi inpirasi ku dalam mengkokohkan tarbiyah ini. Ada hal unik yang dimilikinya, kelucuan nya dalam bercerita, ke wolesannya dalam setiap masalah, ekspresinya itu loh kalo di poto? Paling khas.(wkwkw :D) yah itulah ia yang selalu menghiburku dalam keramahan nya. Mungkin tak ada banyak orang yang percaya bahwa ia adalah inspirasi bagi ku. Bagi aku yang baru pertama memutuskan untuk berjilbab, untuk mengenal islam lebih dalam, untuk menjadi wanita solehah seutuhnya. Aku menjadi kan ia inspirasi ku dalam bertarbiyah, seberapa berani nya ia tampil dengan jilbab panjangnya dan menjadi dirinya sendiri di antara kami yang tak mengenal itu, di antara kelas ini yang hanya dia seorang yang menampakan tarbiyah yang kokoh dalam pribadinya yang khas dan tetap bisa menenmpatkan diri dalam berteman. Mungkin tak ada yang percaya, tapi aku pastikan bahwa dirinya sendiri pun tak mengetahui bahwa dia adalah inspirasi ku mengenal islam.
        Darinya aku banyak belajar berbagai hal, sebuah keceriaan, sebuah keramahan, sebuah penjaga diri, dan sebuah kepercayaan diri untuk tampil apa adanya kita sebagai seorang muslimah. Aku belajar dari dia yang berani menggunakan gamis diantara kami yang tak membudayakan itu dan itu menjadi inspirasi baru ku terhadapnya bahwa menggunkan rok  dan gamis itu ternyata lebih nyaman dari pada jeans. Dia yang selalu ingin belajar memperbaiki tarbiyahnya.

        Dia dalam ukhuwah dan dakwah ini..
Bagaikan sebuah skanario yang teratur indah. Ukhuwah ini berlanjut sampai sebuah organisasi yang InsyaAllah di rahmati-Nya. Kembali Allah berikan ku beribu kesempatan untuk mengenal dia lebih jauh. Untuk bersama menjalani dakwah ini dalam ukhuwah –Nya. Ada rasa bahagia dan bangga memiliki sahabat seperti dia. Kini aku semakin yakin, bahwa dia memang benar benar saudari ku dalam ukhuwah ini. Dia yang selalu bersedia membantu ku dalam segala kesulitan, dia yang selalu mendukung ku di depan ketika aku maju tanpa sebuah persiapan, dia dan kelurganya yang ramah dan memberiku begitu banyak hal untuk memahami islam. Lagi dan lagi dia yang selalu ku gandeng dalam ukhuwah dan dakwah ini. Tak mampu ku dustai bahwa Allah begitu Rahman telah menganugrahkan ia dalam perjalan hidup ku.

Waktu gagahkan diri dalam sebuah persahabatan..
Sebuah persahabatan timbul karena sebuah kebersamaan yang panjang. Waktu berbagi dan bercerita yang lebih banyak. Dan sebuah kerjasama dalam dakwah. Tapi kini, entah Allah mungkin sedang menguji ku dan dia. Kita terpisaha dalam bilik yang berbeda tetapi masih satu atap yang sama. Kelas kita berbeda, teman kita berbeda, waktu kita pun semakin berkurang. Awalnya perbedaan itu tak ku fikirkan lebih jauh karena awalnya semua masih seperti biasa, masih ada waktu bersama dan kesempatan bekerjasama dalam dakwah sekolah ini. Sampai akhirnya, waktu membuktikan kegagahannya dalam scenario ini. Ada yang lain ketika kita bertemu, ada keheningan bermakna ketika kita di beri kesempatan bersama, ada ketertutupan yang semakin terbudaya, ada keramahan yang semakin hilang, hilang hilang.. ahh sedih rasanya mengingat itu semua. Kini waktu semakin membuat kita segan untuk berbagi, kini waktu membuktikan bahwa kebersamaan itu adalah hal yang penting. Tapi lagi dan lagi aku ingat, bahwa ukhuwah kita tak akan pernah terpisahkan sampai jannah-Nya. Kali ini ku ingin buktikan mimpi ku, walau sampai di jannah nanti. Tunggu aku sahabat..

Kini dia berubah.. tapi aku…
Kini aku tak mampu berkata banyak. Diam lebih ku sukai dari pada banyak berkata dan berurai airmata. Hanya doa demi doa yang ku panjatkan ketika ku bersimpuh pada-Nya. Ada kehangatan yang hilang, tapi ku besyukur hingga detik kemarin, kita masih dalam satu kerjasama yang sama sehingga semilir kehangatan lalu masih kental terasa. Apakah aku harus menunggu setiap event-event itu? Ahh ku rasa kali kemarin adalah event terakhir kita. Tak mampu aku dustai, kali ini dia benar-benar berubah. Tak lagi ku temui dia yang anggun dalam gamis dan roknya, tapi tetap ku dapati tarbiyah yang kokoh menyelimuti tubuhnya. Sangat jarang ku rasakan keunikan-keunikan nya yang selalu menghibur gundah ku. Kini telah dia nyatakan bahwa kita hanya teman dekat biasa. (jlebb :’() baru ku sadari, persahabatan kita hanya sebuah iktan dunia, tapi ukhuwah kita tetap ukhuwah yang terjalin indah dalam simpul cinta-Nya. Aku hanya mampu diam dan menyelinap sebagai pahlawan kesiangan ketika dia mebutuhkan ku. Sahabat, rasakan lah.. aku masih hadir walau bukan sebagai sahabat mu, tapi aku adalah saudara mu dalam keimanan. Sedang kan ku.. tak mampu aku menemukan sahabat seperti mu, oleh karena nya aku masih disini, menjaga ukhuwah ini.. (em:”))
Semoga mimpi ini kembali menyatukan kita..
Lagi dan lagi, begitu sering ku flash back fikiran ku tentangnya. Ada kerinduan yang terbalaskan ketika aku selalu mengingat wajah nya dalam rhabitoh ku. Sahabat sungguh aku merindukan mu. Terngiang di fikiran ku tentang mimpi kita dulu awal kita bertemu. “dalam 1 universitas yang sama yaitu UI dan dalam 1 kamar kost yang sama”. Kini kita telah 2 tahun melupakan itu, dan sekarang itu semua menjadi mimpi ku untuk kita. Masih kah kau ingat itu sahabat? Ku harap masih, karena mimpi akan tetap menjadi mimpi apabila kita tak ada usaha mewujudkannya. Maka kali ini, dengan seizin Allah, aku akan mewujudkan nya dan melanjutkan episode perasahabatan kita yang sempat terunda bukan terputus.
Berjuangalah sahabat, karena kamu tak sendiri untuk mewujudkannya, ada Allah kemudian ada aku yang ikut bersama mu.
        Ya Allah..
Jagalah ia dalam keistiqomahannya..
Kini dia terlampau terlenakan dengan dunia, maka tegurlah ia ya Rabb untuk kembali mengingat Mu.
Kini dia terseret arus zaman, pertahankan ia ya Rabb, tarik ia kembali dalam jalan-Mu.
Kini dia harus sadar dengan tujuan hidupnya, semoga aku mampu untuk mengingatkannya selalu, kuatkan aku yah Rabb.
Kini aku masih pertahankan ukhuwah ini , semoga ia pun seperti itu.
Aamiin.
                                                                        _nimi_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar