Selasa, 27 November 2018

Coletahan Tujuh : Catatan Pencari Kerja


Catatan Pencari Kerja

Beberapa hari terakhir akhirnya saya merasakan bagaimana susahnya mencari kerja. Sudah buka beberapa situs yang menyediakan lowongan kerja, mantengin akun instagram penyedia lapangan kerja, ikut job-fair atau bahkan malah intrenship-fair sangking udah bingung mau coba apa lagi. Lagi-lagi keseriusan saya diuji sama Allah, sebagai fresh-graduate yang minim pengalaman dan kemampuan.

Sedih sih sempet enggak maksimalin waktu kuliah yang masih sangat luang untuk memperdalam softskill khusus atau mempelajari beberapa bahasa asing yang saat ini menjadi salah satu persyaratan mencari kerja. Menyesal? Jelas iyah, tapi apa daya, waktu sudah berlalu dan tidak perlu ditangisi lagi. Penyesalan cuma punya orang-orang tidak beriman. Saya masih menenangkan diri dengan keyakinan bahwa rejeki sudah Allah yang ngatur.

Eits, bicara tentang rejeki, jangan sampai kita menyempitkan persepsi rejeki dengan hanya gaji hasil banting tulang. Rejeki itu luas, bro. Bahkan saat ini kita menghirup udara segar saja bisa disebut rejeki, jadi mari kita bersyukur dulu, Alhamdulillah. Terus kalau rejeki Allah sudah melimpah buat kita, buat apa dong cari kerja?

Yaps, saya sempat berpikir demikian. Saya yakin seyakin-yakinnya bahwa Allah akan selalu mencukupi kebutuhan hamba-hamba-Nya. Apalagi kita masih punya orangtua, saudara, teman, tetangga, dan lainnya. Lantas saya semakin bimbang untuk apa tujuan saya mencari kerja? Terus kalau enggak kerja, saya harus apa sehabis lulus ini? Nikah? Boleh juga hahaha.

Karena saya tidak ada pilihan lain selain bekerja, akhirnya saya memutuskan untuk menjadi manusia trend saat ini, pencari kerja. Meskipun sampai saat ini, saya mencoba untuk mencari berbagai alasan mengapa saya bekerja. Salah satunya adalah bentuk ibadah saya kepada Allah. Why? Saya bisa berbagai kebaikan ditempat kerja saya, saya bisa membalas budi orangtua meskipun hanya sedikit sekali, saya bisa manfaatkan gaji yang saya terima nantinya untuk kepentingan keluarga saya dan orang lain. Terutama untuk biaya umrah atau haji dan nikah.

Akhirnya saya menemukan jawaban atas kebimbangan saya selama ini. Kalau gitu saya bisa bekerja apa dong biar bermanfaat? Sejatinya semua pekerjaan yang diniatkan karena Allah, InsyaAllah akan bermanfaat untuk orang lain. Tapi sayangnya idealisme saya sebagai mahasiswa departemen X dulunya masih sangat menginginkan bekerja dibidang yang saya kuasai, agar ilmu yang saya emban empat tahun belakangan menjadi bermanfaat.

Wajar aja kalau kita punya idealisme yang tinggi untuk mempertahankan prinsip itu. Kan sayang juga yaa kalau enggak dibidang yang sama, nantinya ilmunya jadi menguap begitu aja (hiks :’() atau hanya bermanfaat untuk keluarga kita sendiri. It’s oke, kamu yang idealis seperti itu enggak sendirian. Saya juga masih kok. Tapi setelah saya berpikir lagi dan lagi.....

Sulit memang mendapatkan pekerjaan yang linear, apalagi keilmuan saya ini masih sangat jarang dibutuhkan, atau lebih tepatnya kurang spesifik. Baiknya memang lanjut S2 aja yaa, hehe. Sampai pada akhirnya, saya coba sedikit melenceng untuk mencari pekerjaan yang saya minati atau sesuai kemampuan yang saya punya atau yang sesuai dengan kualifikasi CV saya. Yah mau bagaimana lagi, idealisme kita memang harus sedikit dikurangi untuk mencapai tujuan yang lebih besar, yaitu bermanfaat.

Iyah memang benar, dimanapun kita bekerja kalau diniatkan karena Allah, insyaAllah akan menumbuhkan manfaat dan kebaikan. Saya ingat betul kata-kata itu. Solusinya apa buat keilmuan saya? Setelah saya pikirkan meskipun belum sepenuhnya saya jalani, saya coba menuangkan keilmuan saya semasa kuliah dalam sebuah tulisan atau karya yang independen. Pengennya biar bermanfaat untuk orang lain. Meskipun proses memulai-nya sangat berat, ini baru keinginan saya.

So.. sebenarnya saya menuliskan ini untuk mengingatkan diri saya sendiri, jika berkenan kalian juga bisa mengambil manfaatnya. Saya memang belum benar-benar selesai deng an status pencari kerja, tapi saya cuma ingin menuangkan kegalauan hati saya yang barangkali teman-teman juga rasakan.

Baiklah..
Segini dulu aja yaa.

1 komentar:

  1. Kalau sekarang sudah bekerja kalau memang punya waktu luang untuk menulis, bisa dong share tentang bagaimana share sesuatu yang bermanfaat di dunia kerja ?

    BalasHapus