Catatan Pencari Kerja
Beberapa hari terakhir akhirnya saya merasakan bagaimana susahnya mencari kerja. Sudah buka
beberapa situs yang menyediakan lowongan kerja, mantengin akun instagram
penyedia lapangan kerja, ikut job-fair
atau bahkan malah intrenship-fair
sangking udah bingung mau coba apa lagi. Lagi-lagi keseriusan saya diuji sama
Allah, sebagai fresh-graduate yang
minim pengalaman dan kemampuan.
Sedih sih sempet enggak
maksimalin waktu kuliah yang masih sangat luang untuk memperdalam softskill khusus atau mempelajari
beberapa bahasa asing yang saat ini menjadi salah satu persyaratan mencari
kerja. Menyesal? Jelas iyah, tapi apa daya, waktu sudah berlalu dan tidak perlu
ditangisi lagi. Penyesalan cuma punya
orang-orang tidak beriman. Saya masih menenangkan diri dengan keyakinan
bahwa rejeki sudah Allah yang ngatur.
Eits, bicara tentang rejeki, jangan sampai kita menyempitkan
persepsi rejeki dengan hanya gaji hasil banting tulang. Rejeki itu luas, bro. Bahkan saat ini kita menghirup
udara segar saja bisa disebut rejeki, jadi mari kita bersyukur dulu, Alhamdulillah. Terus kalau rejeki Allah sudah
melimpah buat kita, buat apa dong cari kerja?
Yaps, saya sempat berpikir demikian. Saya yakin
seyakin-yakinnya bahwa Allah akan selalu mencukupi kebutuhan hamba-hamba-Nya.
Apalagi kita masih punya orangtua, saudara, teman, tetangga, dan lainnya. Lantas
saya semakin bimbang untuk apa tujuan saya mencari kerja? Terus kalau enggak kerja, saya harus apa sehabis
lulus ini? Nikah? Boleh juga hahaha.
Karena saya tidak ada pilihan lain selain bekerja, akhirnya
saya memutuskan untuk menjadi manusia trend saat ini, pencari kerja. Meskipun sampai saat ini, saya mencoba untuk mencari
berbagai alasan mengapa saya bekerja. Salah satunya adalah bentuk ibadah saya
kepada Allah. Why? Saya bisa berbagai kebaikan ditempat kerja saya, saya bisa
membalas budi orangtua meskipun hanya sedikit sekali, saya bisa manfaatkan gaji
yang saya terima nantinya untuk kepentingan keluarga saya dan orang lain.
Terutama untuk biaya umrah atau haji dan nikah.
Akhirnya saya menemukan jawaban atas kebimbangan saya selama
ini. Kalau gitu saya bisa bekerja apa dong biar bermanfaat? Sejatinya semua pekerjaan yang diniatkan
karena Allah, InsyaAllah akan bermanfaat untuk orang lain. Tapi sayangnya
idealisme saya sebagai mahasiswa departemen X dulunya masih sangat menginginkan
bekerja dibidang yang saya kuasai, agar ilmu yang saya emban empat tahun
belakangan menjadi bermanfaat.
Wajar aja kalau kita punya idealisme yang tinggi untuk mempertahankan prinsip itu. Kan sayang
juga yaa kalau enggak dibidang yang
sama, nantinya ilmunya jadi menguap begitu aja (hiks :’() atau hanya bermanfaat
untuk keluarga kita sendiri. It’s oke, kamu yang idealis seperti itu enggak sendirian.
Saya juga masih kok. Tapi setelah saya berpikir lagi dan lagi.....
Sulit memang mendapatkan pekerjaan yang linear, apalagi
keilmuan saya ini masih sangat jarang dibutuhkan, atau lebih tepatnya kurang
spesifik. Baiknya memang lanjut S2 aja yaa, hehe.
Sampai pada akhirnya, saya coba sedikit melenceng untuk mencari pekerjaan yang
saya minati atau sesuai kemampuan yang saya punya atau yang sesuai dengan kualifikasi CV saya. Yah mau bagaimana lagi, idealisme kita memang harus sedikit
dikurangi untuk mencapai tujuan yang
lebih besar, yaitu bermanfaat.
Iyah memang benar, dimanapun
kita bekerja kalau diniatkan karena Allah, insyaAllah akan menumbuhkan manfaat
dan kebaikan. Saya ingat betul kata-kata itu. Solusinya apa buat keilmuan
saya? Setelah saya pikirkan meskipun belum sepenuhnya saya jalani, saya coba
menuangkan keilmuan saya semasa kuliah dalam sebuah tulisan atau karya yang
independen. Pengennya biar bermanfaat
untuk orang lain. Meskipun proses
memulai-nya sangat berat, ini baru keinginan saya.
So.. sebenarnya saya menuliskan ini untuk mengingatkan diri
saya sendiri, jika berkenan kalian juga bisa mengambil manfaatnya. Saya memang
belum benar-benar selesai deng an status pencari
kerja, tapi saya cuma ingin menuangkan kegalauan hati saya yang barangkali
teman-teman juga rasakan.
Baiklah..
Segini dulu aja yaa.
Kalau sekarang sudah bekerja kalau memang punya waktu luang untuk menulis, bisa dong share tentang bagaimana share sesuatu yang bermanfaat di dunia kerja ?
BalasHapus