(Gambar 1. foto di bawah tulisan IKK) |
IKK : Family is Everything
(Celotehan anak ingusan)
(Celotehan anak ingusan)
I will tell you something?!
Ssstt.. cukup kamu aja yang tau yaaa..
Ssstt.. cukup kamu aja yang tau yaaa..
Mahasiswa IKK atau nama kerennya Family and Consumer Science. Apa itu? banyak orang yang bahkan gak
pernah denger kata-kata IKK atau nama jurusan keren ini dikampus mereka.
Iyalah.. orang Cuma satu-satunya di IPB. bukan itu tujuan tulisan ini dibuat..
haha oke.
Family and Consumer
Science adalah ilmu yang berkutat dalam ruang lingkup keluarga dan pola
konsumsi keluarga. Kajian tentang keluarga dan prilaku konsumen yang berbasis
keilmuan dan riset. Dari pernyataan ini aku baru sadar bahwa kita menelusuri
kehidupan keluarga dari pucuk daun hingga ke akar pohon.
Jika kalian tahu, mengapa harus keluarga yang menjadi objek
pertama dalam mata kuliah ini? Maka kalian akan sangat setuju bahwa mata kuliah
IKK wajib di pelajari setiap orang. Family
is smallest unit in society. Artinya
sebelum sampai ke masyarakat, maka keluarga lah yang harus terlebih dahulu di
perhatikan. Jangan sampai seperti pepatah “Gajah
depan mata tidak terlihat, tapi semut diujung jalan terlihat jelas.” Yup.. like
an elephent. Keluarga sesungguhnya adalah suatu perkara yang besar dan
harus benar-benar diperhatikan. Masyarakat bagaikan praktek lapang saat para
anggota keluarga benar-benar matang dan terdidik dengan baik.
Dunia modern saat ini memberikan efek besar terhadap
kehidupan para keluarga baru atau para keluarga yang bermetamorfosa dari
keluarga tradisional menuju keluarga modern. Bagus memang, saat banyak keluarga
akhirnya memiliki banyak informasi terkait ilmu-ilmu keluarga. Seperti
pengasuhan anak, ketahanan keluarga, gender harmonis, dan lain sebagainyan.
Namun beberapa dari keluarga yang lain, jika kita perhatikan dengan perasaan
yang peka, maka akan kita temukan
kenyataan bahwa ada sejumlah keluarga yang terseret arus gelobal. Sejumlah
keluarga itu mulai merasakan bahwa hidup di dunia ini begitu mahal, hingga
akhirnya banyak mereka yang merasa perlu mencari penghasilan tambahan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga. Tidak tanggung-tanggung, bahkan kedua orang tua
nya lah yang turut bekerja, hingga akhirnya anak tidak diperhatikan dengan
baik.
Tidak kalah menarik, banyak sejumlah keluarga yang turut
merasakan bahwa negara pun butuh asuhan selain anak-anak mereka. Hingga
akhirnya mereka berlomba-lomba mengejar tahta dan kuasa, mengurusi urusan
negara dari pagi hingga malam, sibuk keluar masuk kota yang berbeda dengan
alasan memenuhi panggilan rakyatnya. Tidak salah memang, itu adalah tugas
mulia, bahkan ladang amal yang sangat berlimpah. But.. ada mutiara di dalam
rumah yang tidak terurus dengan baik, tidak terawasi dengan jeli, dan bahkan
hingga lupa ditanya kabarnya. Meskipun mereka sudah besar, tetap anak adalah
aset berharga suatu bangsa yang nantinya akan meneruskan perjuangan panjang
ibu-bapaknya.
Terkadang saya suka merasa miris melihat mahasiswa lain
diluar jurusan kami memandang sebelah mata jurusan ini. Padahal kunci dari
sebuah negara sesungguhnya kami yang tau. Bagaimana cara memperbaikinya,
merawatnya, mempertahankannya, hingga sandi-sandi nya. Seorang presidenpun berasal dari keluarga
yang mendidik dengan baik, mendidiknya untuk memiliki jiwa seorang presiden
sejak dini. Tak heran, banyak orang hebat yang merasa bahwa keluarga sangatlah
berperan penting.
Maka..
Tak ada yang kecil di dunia ini.
yang ada hanya persepsi yang dibatasi pengetahuan yang kurang.
yang ada hanya persepsi yang dibatasi pengetahuan yang kurang.
Salam cinta,
Mahasiswa IKK semester 4
(Al_izzah)
Masya Allah
BalasHapusTak ada yang kecil di dunia ini.
yang ada hanya persepsi yang dibatasi pengetahuan yang kurang.
Like it.
uehehe
Hapus