Jumat, 01 April 2016

Celotehan DUA : IKK

(Gambar 1. foto di bawah tulisan IKK)


IKK : Family is Everything
(Celotehan anak ingusan)

I will tell you something?!
Ssstt.. cukup kamu aja yang tau yaaa..

Mahasiswa IKK atau nama kerennya Family and Consumer Science. Apa itu? banyak orang yang bahkan gak pernah denger kata-kata IKK atau nama jurusan keren ini dikampus mereka. Iyalah.. orang Cuma satu-satunya di IPB. bukan itu tujuan tulisan ini dibuat.. haha oke.
Family and Consumer Science adalah ilmu yang berkutat dalam ruang lingkup keluarga dan pola konsumsi keluarga. Kajian tentang keluarga dan prilaku konsumen yang berbasis keilmuan dan riset. Dari pernyataan ini aku baru sadar bahwa kita menelusuri kehidupan keluarga dari pucuk daun hingga ke akar pohon.

Jika kalian tahu, mengapa harus keluarga yang menjadi objek pertama dalam mata kuliah ini? Maka kalian akan sangat setuju bahwa mata kuliah IKK wajib di pelajari setiap orang. Family is smallest unit  in society. Artinya sebelum sampai ke masyarakat, maka keluarga lah yang harus terlebih dahulu di perhatikan. Jangan sampai seperti pepatahGajah depan mata tidak terlihat, tapi semut diujung jalan terlihat jelas.”  Yup.. like an elephent. Keluarga sesungguhnya adalah suatu perkara yang besar dan harus benar-benar diperhatikan. Masyarakat bagaikan praktek lapang saat para anggota keluarga benar-benar matang dan terdidik dengan baik.

Dunia modern saat ini memberikan efek besar terhadap kehidupan para keluarga baru atau para keluarga yang bermetamorfosa dari keluarga tradisional menuju keluarga modern. Bagus memang, saat banyak keluarga akhirnya memiliki banyak informasi terkait ilmu-ilmu keluarga. Seperti pengasuhan anak, ketahanan keluarga, gender harmonis, dan lain sebagainyan. Namun beberapa dari keluarga yang lain, jika kita perhatikan dengan perasaan yang peka, maka akan kita temukan kenyataan bahwa ada sejumlah keluarga yang terseret arus gelobal. Sejumlah keluarga itu mulai merasakan bahwa hidup di dunia ini begitu mahal, hingga akhirnya banyak mereka yang merasa perlu mencari penghasilan tambahan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Tidak tanggung-tanggung, bahkan kedua orang tua nya lah yang turut bekerja, hingga akhirnya anak tidak diperhatikan dengan baik.

Tidak kalah menarik, banyak sejumlah keluarga yang turut merasakan bahwa negara pun butuh asuhan selain anak-anak mereka. Hingga akhirnya mereka berlomba-lomba mengejar tahta dan kuasa, mengurusi urusan negara dari pagi hingga malam, sibuk keluar masuk kota yang berbeda dengan alasan memenuhi panggilan rakyatnya. Tidak salah memang, itu adalah tugas mulia, bahkan ladang amal yang sangat berlimpah. But.. ada mutiara di dalam rumah yang tidak terurus dengan baik, tidak terawasi dengan jeli, dan bahkan hingga lupa ditanya kabarnya. Meskipun mereka sudah besar, tetap anak adalah aset berharga suatu bangsa yang nantinya akan meneruskan perjuangan panjang ibu-bapaknya.

Terkadang saya suka merasa miris melihat mahasiswa lain diluar jurusan kami memandang sebelah mata jurusan ini. Padahal kunci dari sebuah negara sesungguhnya kami yang tau. Bagaimana cara memperbaikinya, merawatnya, mempertahankannya, hingga sandi-sandi nya.  Seorang presidenpun berasal dari keluarga yang mendidik dengan baik, mendidiknya untuk memiliki jiwa seorang presiden sejak dini. Tak heran, banyak orang hebat yang merasa bahwa keluarga sangatlah berperan penting.
Maka..

Tak ada yang kecil di dunia ini.
yang ada hanya persepsi yang dibatasi pengetahuan yang kurang.

Salam cinta,
Mahasiswa IKK semester 4
(Al_izzah)

2 komentar:

  1. Masya Allah

    Tak ada yang kecil di dunia ini.
    yang ada hanya persepsi yang dibatasi pengetahuan yang kurang.

    Like it.

    BalasHapus