Jumat, 01 April 2016

Nasehat dan Teguran : Dari Siapa?

(Gambar 1. Dua danbo bersahabat)


Nasehat dan Teguran : Dari Siapa?

“...kecuali orang-orang beriman yang mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya metaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al-Ashr : 3)

Begitulah hakikatnya saat kita memiliki saudara. Saling mengingatkan dan menasehati adalah suatu keharusan. Bahkan Rasulullah SAW berkata dalam suatu hadist bahwa mendapatkan nasihat adalah hak setiap muslim. Maka berikanlah nasihat kepada saudara kita jika mereka memintanya. 

Nasehat adalah hikmah yang bisa kita ambil dari sekeliling kita termasuk apa yang saudara kita ingatkan saat kita lalai atau futur. Sudah menjadi ketetapan Allah bahwa manusia tidak pernah terlepas dari dosa kecuali para Nabi dan Rasul. Kita juga tidak mungkin bercermin sendiri dan menilai diri sendiri. Kadang kala, lemahnya iman malah menutup cermin tersebut dan kita selalu menganggap diri ini benar tanpa ingin disalahkan.

Nasihat dalam teguran bukanlah hal yang berbeda. Kadang kita merasa kesal, marah, dan malu saat ditegur. Kita merasa tidak akan lagi bertemu dan berkata oleh orang yang menegur kita. Begitulah perasaan yang akan timbul, jika nasehat disampaikan dengan cara yang kurang tepat. Saat keinginan untuk mengingatkan dipandang sebagai cacian dan makian. Wahai kawan, tahan dulu! Niat saudaramu hanya ingin kau menjadi lebih baik.

Terkadang kita lupa bahwa setiap hal kecil di dunia ini tak pernah luput dari kuasa Allah. Begitupula dengan setiap kata yang keluar dari lisan saudaramu bukanlah suatu kebetulan. Bukan juga hanya sekedar melepas emosi didalam dada. Sungguh, Allah selalu memberikan hikmah bagi hamba-hambaNya yang ingin mengambil hikmah itu.

“Kalimat hikmah itu adalah suatu yang hilang dari seorang mukmin, maka dimana saja ia mendapatkannya maka ia lebih berhak atasnya.”  

Setiap teguran dan nasehat merupakan apa yang hendak Allah sampaikan kepada kita. Terkadang kita terlalu disulut emosi, hingga akhirnya kita merasa tidak suka dengan si dia yang berusaha mengingatkan atau menegur kita. Bisa jadi, lewat teguran itu, Allah hendak sampaikan sesuatu hikmah untuk diri ini. Ada sikap dan prilaku yang mungkin harus kita perbaiki lagi sebagai seorang hamba yang ihsan. Allah ingin, agar kita bisa meminimalisir segala lalai dan khilaf.
Betapa sayang Allah padamu..

Bukti sayangnya adalah dengan selalu memperbaiki mu lewat teguran dan nasehat saudara-saudaramu. Betapa Ia ingin bertemu dengan mu, dalam keadaan terbaikmu. Dalam keadaan diri ini menjadi hamba-Nya yang sabar dan ikhlas dengan segala ujian yang ada. Maka bersabarlah dengan teguran dan nasehat saudaramu, serta perbaikilah diri ini sebelum Allah benar-benar merindukanmu untuk kembali pulang.  (Al_Izzah)

2 komentar: