Sabtu, 25 Januari 2014

AM 2 - `` Wanita Penghuni Surga ``


Wanita Penghuni Surga
Wahai hawa..
Kau lah makhluk yang paling special,
paling Allah sayang,
paling Allah utamakan,

percayalah..
bidadari-bidadari surga sana pun, bisa cemburu pada mu.
Pada usaha mu, menjadi mutiara yang cantik di tengah lautan hitam (dunia).
Allah telah menjadikan mu permata dunia, dan bidadari di surga-Nya.

Kisah Wanita penghuni surga..

Kisah Wanita berkuliat Hitam

Dari Atha bin Abi Rabah, ia berkata, Ibnu Abbas berkata padaku,
“Maukah aku tunjukkan seorang wanita penghuni surga?”
Aku menjawab, “Ya”
Ia berkata, “Wanita hitam itulah yang datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata, ‘Aku menderita penyakit ayan (epilepsi) dan auratku tersingkap (saat penyakitku kambuh). Doakanlah untukku agar Allah Menyembuhkannya.’
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, ‘Jika engkau mau, engkau bersabar dan bagimu surga, dan jika engkau mau, aku akan mendoakanmu agar Allah Menyembuhkanmu.’
Wanita itu menjawab, ‘Aku pilih bersabar.’ Lalu ia melanjutkan perkataannya, ‘Tatkala penyakit ayan menimpaku, auratku terbuka, doakanlah agar auratku tidak tersingkap.’
Maka Nabi pun mendoakannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Kecantikan fisik bukanlah segalanya. Betapa banyak kecantikan fisik yang justru mengantarkan pemiliknya pada kemudahan dalam bermaksiat. Maka saudariku, seperti apapun rupamu, seperti apapun fisikmu, janganlah engkau merasa rendah diri. Syukurilah sebagai nikmat Allah yang sangat berharga. Cantikkanlah imanmu. Cantikkanlah hati dan akhlakmu.

Wahai saudariku, wanita hitam itu menderita penyakit ayan sehingga ia datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan meminta beliau agar berdoa kepada Allah untuk kesembuhannya
Wanita itu berkata, “Aku menderita penyakit ayan dan auratku tersingkap (saat penyakitku kambuh). Doakanlah untukku agar Allah Menyembuhkannya.”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Jika engkau mau, engkau bersabar dan bagimu surga, dan jika engkau mau, aku akan mendoakanmu agar Allah Menyembuhkanmu.”
Wanita itu menjawab, “Aku pilih bersabar.”.
Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Jika datang suatu kedudukan mulia dari Allah untuk seorang hamba yang mana ia belum mencapainya dengan amalannya, maka Allah akan memberinya musibah pada tubuhnya atau hartanya atau anaknya, lalu Allah akan menyabarkannya hingga mencapai kedudukan mulia yang datang kepadanya.” (HR. Imam Ahmad. Dan hadits ini terdapat dalam silsilah Al-Haadits Ash-shahihah 2599)

Lalu wanita itu melanjutkan perkataannya, “Tatkala penyakit ayan menimpaku, auratku terbuka, doakanlah agar auratku tidak tersingkap.”
Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berdoa kepada Allah agar auratnya tidak tersingkap. Wanita itu tetap menderita ayan akan tetapi auratnya tidak tersingkap.


Kisah Muthi’ah

Fatimah, yang bertanya kepada Rasulullah SAW, ” Ya Rasulullah, siapakah gerangan selain Ummul Mu’minin, wanita pertama yang masuk Surga ?” Rasulullah menjawab, ” Wahai Fatimah, jika engkau ingin mengetahui siapa wanita yang pertama masuk surga nanti selain Ummul Mu’minin, Mutiah-lah orangnya.”
“Siapakah Mutiah itu, ya Rasulullah ?” tanya Fatimah. rasanya nama itu asing bagiku. Karena aku bukan hanya ingin tahu, tapi juga ingin bertemu dengannya. Dimanakah ia berada ?”

“Assalaamu’alaikum ya ahlil bait..”
Dari dalam rumah terdengar jawaban seorang wanita, “Wa ‘alaikassalaam War. Wab….. Man anti …. Siapakah diluar?” lanjutnya bertanya..
Fatimah menjawab, “Saya Fatimah putri Muhammad SAW.”
“Alhamdulillah, hari ini rumahku dikunjungi putri Nabi junjungan alam semesta.”
Segera Mutiah membuka sedikit pintu rumahnya dan ketika Mutiah melihat Fatimah membawa putra laki – lakinya yang masih kecil (dalam riwayat masih berumur 5 tahun), maka Mutiah kembali menutup pintu rumahnya kembali…. maka terkagetlah Fatimah dan bertanyalah putri Nabi SAW kepada Mutiah dari balik pintu,
“Ada apa gerangan wahai Mutiah….kenapa engkau menutup kembali pintu rumahmu…. apakah engkau tidak mengijinkan aku untuk mengunjungi dan bersilaturahmi kepadamu ?”
Mutiah dari balik pintu dalam rumahnya menjawab, “Wahai putri Nabi… bukannya aku tidak mau menerimamu di rumahku, akan tetapi keberadaanmu bersama dengan anak laki – lakimu Hasan yang menurut ajaran Rasulullah tidak membolehkan seorang istri untuk memasukkan laki – laki kerumahnya ketika suaminya tidak ada dirumah dan tanpa ijin suaminya.
Walaupun Hasan anakmu masih kecil tetapi aku belum meminta ijin kepada suamiku dan suamiku saat ini tidak berada dirumah.kembalilah besok biar aku nanti meminta ijin terlebih dahulu kepada suamiku.”
Tersentaklah Fatimah Az Zahra mendengarkan kata – kata wanita mulia ini bahwa argumentasi Mutiah memang benar seperti yang diajarkan ayahnya Rasulullah SAW. Akhirnya Fatimah pulang dengan hati yang bergejolak dan merencanakan akan kembali besok hari.
Pada hari berikutnya ketika Fatimah akan berangkat ke rumah Mutiah Husein adik Hasan rewel tidak mau ditinggal dan merengek minta ikut ibunya. yang akhirnya Fatimah mengajak kedua putranya Hasan dan Husein. dengan berpikir bahwa Mutiah sudah meminta ijin kepada suaminya atas keberadaannya dengan membawa Hasan sehingga kalau dia membawa Husein sekaligus maka hal itu sudah termasuk ijin yang diberikan kepada Hasan karena Hesein berusia lebih kecil dan adik dari Hasan.
Namun ketika berada didepan rumah Mutiah maka kejadian pada hari pertama terulang kembali. Mutiah mengatakan bahwa ijin yang diberikan oleh suaminya hanya untuk Hasan akan tetapi untuk Husein Mutiah belum meminta ijin suaminya.
Semakin galau hati Fatimah memikirkan begitu mulianya wanita ini menjunjung tinggi ajaran Rasulullah dan begitu tunduk dan tawaddu’ kepada suaminya.
Pada hari yang ketiga kembali Fatimah bersama kedua anaknya datang kerumah Mutiah pada sore hari. namun kembali Fatimah mendapati kejadian yang mencengangakan dia karena kagum. Mutiah didapati sedang berdandan sangat rapi dan menggunakan pakaian terbaik yang dipunyai dengan bau yang harum sehingga Mutiah terlihat sangat mempesona….
Dalam kondisi seperti itu Mutiah mengatakan kepada Fatimah bahwa suaminya sebentar lagi akan pulang kerja dan dia sedang bersiap – siap menyambutnya. Subhanallah, kita merindukan istri yang demikian yaitu ketika suami pulang kerja dia berusaha menyambutnya dengan kondisi sudah mandi. sudah berdandan, sudah memakai pakaian yang bagus dan siap menyambut kedatangan suami di halaman rumah dengan senyuman terindah penuh kasih dan sayang. Ya Allah.. jadikanlah istri – istri kami seperti Mutiah.
Akhirnya Fatimah pulang kembali dengan kekaguman yang tak terperi kepada Mutiah dan pada hari yang ke empat, Fatimah Az Zahra datang kembali kerumah Mutiah lebih sore dan berharap bahwa suaminya sudah berada dirumah atau sudah pulang dari kerja dan Alhamdulillah memang pada saat Fatimah datang suami Mutiah baru saja sampai dirumah pulang dari kerja.

Fatimah dan kedua anaknya Hasan dan Husein dipersilahkan masuk oleh Mutiah dan suaminya kerumahnya.. Fatimah melihat sebuah pemandangan yang jauh lebih mengesankan dibandingan dengan yang didapinya sejak hari pertama. Mutiah sudah menyiapkan baju ganti yang bersih untuk suaminya, sambil menuntun suaminya ke kamar mandi, Mutiah terlihat mulai melepaskan baju suaminya dan mereka berdua hilang masuk ke bilik kamar mandi dan yang dilakukan oleh Mutiah adalah memandikan suaminya, Subhanallah, stumma Subhanallah..
Selesai memandikan saminya, Fatimah menyaksikan Mutiah menuntun suaminya menuju ke tempat makan dan suaminya sudah disiapkan makanan dan minuman yang dimasaknya seharian, Sebelum memakan makanan yang sudah disiapkan Mutiah masuk kedalam rumah dan keluar dengan membawa cambuk sepanjang 2 meter dan diberikan kepada suaminya dengan mengatakan.
Wahai suamiku.. seharian aku telah membuat makanan dan minuman yang ada didepanmu, sekiranya engkau tidak menyukai dan tidak berkenan atas masakan yang aku buat, maka cambuklah diriku..

(MasyaAllah…)

Tanpa bertanya apa – apa Fatimah sudah memahami apa yang dikatakan oleh ayahnya Rasulullah SAW ketika bertanya siapa wanita yang pertama masuk syurga setalah para istri Nabi yaitu Mutiah.
Fatimah pulang menangis haru dan bahagia karena sudah mendapatkan jawaban bagaimana istri yang SHOLIHAH seperti yang ada pada diri MUTIAH yang mendapatkan kehormatan sebagai wanita yang paling dahulu memasuki syurga Allah SWT.

“….. Seorang tidak dianggap menyempurnakan kewajibannya kepada Allah, sehingga ia menyempurnakan seluruh kewajibannya kepada suaminya”. (HR. Thabarani)

Menjadi Wanita Ahli Surga

Tidaklah hanya kaum adam yang akan memasuki surga, para kaum hawa pun juga akan merasakan kenikmatan yang diberikan di surga.

Allah Subhanallahu wa Ta’ala berfirman:
” … dan barang siapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam Surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai sedang mereka kekal di dalamnya dan itulah kemenangan yang besar.” (QS. An Nisa’: 13).

Berikut 19 ciri-ciri wanita ahli Surga adalah:

1. Bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah kecuali Allah Subhanallahu wa Ta’ala, bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadlan, dan naik haji bagi yang mampu
2. Ikhlas beribadah semata-mata kepada Allah Subhanallahu wa Ta’ala, tawakkal kepada-Nya, mencintai Allah dan Rasul-Nya, takut terhadap adzab Allah Subhanallahu wa Ta’ala, mengharap rahmat Allah Subhanallahu wa Ta’ala, bertaubat kepada-Nya, dan bersabar atas segala takdir-takdir Allah Subhanallahu wa Ta’ala serta mensyukuri segala kenikmatan yang diberikan kepadanya.
3. Ihsan, yaitu beribadah kepada Allah Subhanallahu wa Ta’ala seakan-akan melihat Allah Subhanallahu wa Ta’ala, jika dia tidak dapat melihat Allah Subhanallahu wa Ta’ala, dia meyakini bahwa Allah Subhanallahu wa Ta’ala melihat dirinya.
4. Beriman kepada Allah Subhanallahu wa Ta’ala, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, hari kiamat, dan beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk.
5. Gemar membaca Al Qur’an dan berusaha memahaminya, berdzikir mengingat Allah Subhanallahu wa Ta’ala ketika sendiri atau bersama banyak orang dan berdoa kepada Allah Subhanallahu wa Ta’ala semata.
6. Menyambung tali persaudaraan terhadap orang yang memutuskannya, suka berderma, menjaga diri dari meminta-minta, dan memaafkan orang yang mendhaliminya.
7. Berbuat baik (ihsan) kepada tetangga, anak yatim, fakir miskin, dan seluruh makhluk, serta berbuat baik terhadap hewan ternak yang dia miliki.Bertakwa.
8. Menghidupkan amar ma’ruf dan nahi mungkar pada keluarga dan masyarakat.
9. Taat kepada suami (dalam hal ma’ruf/kebaikan)
10. Berinfak, baik ketika lapang maupun dalam keadaan sempit, menahan amarah dan memaafkan manusia.
11. Menjaga lisannya dari perkataan dusta, saksi palsu dan menceritakan kejelekan orang lain (ghibah).
12. Menyambung silaturahmi dengan karib kerabatnya, sahabat terdekat dan terjauh.
14. Mendidik anak-anaknya dengan pendidikan islami. Menundukkan pandangan
15. Adil dalam segala perkara dan bersikap adil terhadap seluruh makhluk
16. Menepati janji dan amanah yang diberikan kepadanya.
17. Menutup aurat dan menjaga kehormatan dirinya.
18. Berbakti kepada kedua orang tua.
19. Menundukkan pandangan

untuk ku, untuk mu dan untuk kita semua.
semoga kita bisa menjadi wanita-wanita penghuni surga nantinya. Aamiin O:)

Wallahualam bishiwab
Sumber : artikel kami yang berjudul “19 Ciri – Ciri Wanita Ahli Surga “
Search google

Tidak ada komentar:

Posting Komentar