Selasa, 24 Maret 2020

Duhai Corona


Dear corona,
Alhamdulillah wa syukurillah.
Rasanya baru kemarin semangat bergebu-gebu menuntut ilmu sampe ke kota sebelah,
Apakah sekarang Allah kasih jeda untuk berbagi yang sudah ada? 
Agar diri tidak terlanjur lupa, menguap ke udara, sia-sia sudah.
Ah benar saja, jeda dulu belajarnya sekarang praktekan manfaatnya.

Rasanya baru kemarin toko baju kami buka,
Menyambut banyak tamu pun belum pernah kami rasa,
Ujian sudah di depan mata,
Mungkinkah Allah ingin menguji keikhlasan kita?
Untuk apa kamu bersusah payah?
Apabila hanya untuk-Nya, gundah gulana hilang sudah,
Tutup saja, kita turuti pemimpin negeri kita, semoga membawa berokah.

Rasanya baru kemarin orang-orang mentertawaiku usia tua belum menikah,
Sekarang jangankan menikah, keluar rumah beli sayur saja susah,
Mau makan apa kita? apa saja yang ada rasanya nikmat sudah.
Apapun dimakannya asal tubuh kuat menangkal corona.

Rasanya baru kemarin menggantungkan tinggi cita-cita.
Ah mau kejar omset 100 juta.
Ah mau nikah sebelum ramadhan tiba.
Ah mau umroh sambil bulan madu enak juga.
Tapi daya manusia hanya berencana, Allah yang memutuskan segala.
Cita-cita akan tetap tergantung, sekarang saatnya merebut hati Sang Pencipta agar terwujud doa saat waktunya tiba.
Tenang saja, Allah punya rencana yang lebih indah.

Rasanya hanya keluh kesah yang mulai basahi bibir kita.
Dzikir abai, hati tak damai
Mulai menyalahkan musibah, jauh dari ibadah
Mungkin inilah hikmahnya,
wahai manusia, kecil sekali kita di bumi tercinta
sujudlah, rukuklah, memohonlah
Allah akan menjawab setiap doa dan pinta
Terus saja, sampai waktu terbaik tiba
InsyaAllah semua akan kembali sediakala.

Alhamdulillah.
Jakarta, H-30 Ramadjan 1441 H.
Semoga dalam sebulan ke depan, Allah cabut wabah corona dari negeri kita.
Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar