Minggu, 22 September 2019

Antalogi Sastra

Dicintai atau Mencintai?

Dahulu kala ada seorang pangeran yang sangat mencintai seorang puteri dari negeri sebrang. Cantik parasnya membuat ia jatuh hati berkali-kali. Mau dilihat 1000 kali pun, ia akan tetap jatuh hati. Bayangkan seberapa besar cinta tumbuh di hatinya (?).

Di waktu yang sama, ada seorang perempuan dari kalangan rakyat jelata mencintai sang pangeran baik hati itu. Cintanya yang bertepuk sebelah tangan tak pernah sedikitpun membuatnya bersedih. Semakin hari, rasa cintanya bertambah-tambah. Ia tunjukkan cintanya dalam bentuk kesetiaan kepada sang pangeran. Kesetiaan yang tiada duanya dengan menjadi pelayanan sang pangeran

***
Suatu hari, sang pangeran dengan kuda yang gagah perkasa menuju ke istana tuan putri, dengan harapan dapat meminangnya saat itu. Ditemani oleh perempuan biasa yang setia memenuhi setiap kebutuhannya, apapun itu.

Ketika telah sampai, tuan puteri menerimany dengan sngat senang hati. Bukan, bukan menerima cinta sang pangeran, namun ia hanya berbinar saat menatap begitu banyak emas yang dibawa sang pangeran sebagai mahar. Perhatiannya kepada sang pangeran langsung teralihkan dalam sekejap.

"Tuan puteri, terimalah lamaran saya ini, saya akan berikan semua emas dan berlian ini kepadamu," ujar sang pangeran dengan lemah lembut.

Tuan puteri masih tercengang, memang telah diakui oleh semua kerajaan sewaktu itu, kerajaan pangeran adalah kerjaan terkaya yang pernah berdiri pada masanya. Tuan puteri yang gelap mata hanya menerima pangeran karena harta dan takhta nya. Akhir ceritanya? apakah bahagia?

***
Jelas saja kisah sang pangeran polos dan tuan puteri matre tidak berhenti disitu (wkwkw). Beberapa bulan setelah pernikahan, semua harta pangeran terkuras habis karena gaya hidup tuan puteri yang kelewat batas. Bahkan sang pangeran tidak dilayani selayaknya suami, tuan puteri telah mencampakkannya setelah merenggut harta sang pangeran.

Sementara itu, ditengah permasalahan rumah tangganya, sang pangeran selalu dilayani dengan sangat baik oleh si perempuan biasa itu. pelayanan setianya, yang sudah banyak membantunya. membuatkan makanan, menyiapkan pakaian, menghibur di kala sedih dan gundah, bahkan memberikan banyak solusi atas masalahnya.

Masalahnya, mengapa sang pangeran tidak sadar juga? Apabila ada sosok yang selalu menemaninya dalam keadaan suka maupun duka? why??
Karena sang pangeran masih sangat yakin apabila ia bisa mengubah tuan puteri menjadi perempuan yang mencintainya dengan tulus.
Sebesar apapun usaha yang akan ia kerahkan, Seberapa lamapun waktunya, sungguh sang pangeran tidak akan menyerah. Apakah endingnya masih tragis?

***
Tidak kalau cerintanya akan mirip dengan kisah hidayah di Indo*** (hehe).

Tapi sayangnya memang akan tragis. Karena sedari awal sang pangeran tidak pernah bertanya kepada tuan puteri apakah dia mencintainya juga atau tidak, dia hanya melamarnya, dia hanya meminta hatinya, tapi sebenarnya tuan puteri tidak pernah merelakannya.

Sementara si perempuan biasa, dengan kerendahan dirinya, dia tidak akan pernah mengungkapkan perasaannya kepada sang pangeran. Dia tahu diri, dia tahu dimana posisinya. Rasa rendah diri membawanya kepada penyesalan.

Si Tuan Puteri?
Dia hanya akan menemukan cinta semu atas keserakahannya kepada dunia. Dia tidak akan benar-benar menemukan cinta sejati selama dunia masih di hatinya. Dia hanya akn tetap seperti itu, kecuali sang pangeran selalu sabar mendoakan dan menunggunya.

Semua akn terjadi.
Menjadi orang yang akan dicintai atau menjadi orang yang mecintai adalah pilihan.
Dimanapun posisimu nanti,
Jadilah sebaik-baik pelaku yang mencintai dengan sepenuh hati, harap, dan keyakinan.
Biar Allah yang akan menyaksikannya. :")

Jakarta.
Terbawa suasana hari ini.
Kisah ini fiktif belaka.
Kadang ada mirip sih haha :")

Tidak ada komentar:

Posting Komentar