Senin, 16 September 2019

Antalogi Sastra

Berkali-kali jatuh hati !

Satu, dua kali.
Wajar jika seseorang pernah merasakan jatuh cinta.
Itu artinya dia tengah bersiap-siap terjun ke jurang yang paling dalam.
Bersiap untuk patah hati.
Satu, dua kali.
Itu hal yang biasa terjadi.

Tiga, empat kali.
Mungkin sudah banyak rasa yang pura-pura kita pendam dalam-dalam.
pura-pura tidak merasa, kebal, agar hati tidak salah tingkah.
pura-pura membenci, padahal jauh di lubuk hati, memujanya berkali-kali.
Tiga, empat kali.
Kita pernah injak-injak rasa ini, merelakan semuanya.

Lima, enam kali.
Kita pernah bisikan nama yang (mungkin) sama.
Atau ternyata kita salah menduga, kau bisikan namanya, ku bisikan namamu, ternyata nama kita tidak pernah bertemu dalam satu garis lurus.
Tapi kita tetap saja mengotot pada Tuhan, merasa bahwa si dia juga miliki rasa yang sama, ternyata hanya sia-sia.
Lima, enam kali.
Tak adakah satu doapun yang Tuhan kabulkan?

Tujuh, delapan kali.
Cinta pernah bermekaran tak karuan.
Makin menjadi-jadi mekarnya dengan pengandai-andaian syaithan.
Ah.. andai saja, dia wanita ku, andai saja dia lelaki ku. andai, andai, andai !!
Sudah bosen mengandai-andai, akhirnya pasang status sebagai kode awal. berharap dia peka dengan maksud dan tujuan
Tujuh, delapan kali.
Berapa banyak status ku yang dibaca olehnya? (harap2cemas)

Sembilan, sepuluh kali.
Kita berhenti.
Berhenti jatuh hati.
Berakhir dengan kisah cinta tragis.
Ternyata si dia yang berkali-kali ku sebut namanya dalam doa,
adalah jodoh sahabatku.
Sembilan, sepuluh kali.
Jangan lagi-lagi kendalikan rasa yang belum sah milik kita.

Jakarta.
Berkali-kali kupikirkan,
ku lelah.
Saatnya istirahat :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar