Rabu, 13 Juli 2016

Celotehan Empat : Anak ingusan bicara parenting



FATHERHOOD
(Peran Ayah dalam Pendidikan Anak)

Gambar 1 : Ilustrasi Gambar


Apakah kamu pernah menghabiskan sebagian hidup mu bersama ayah?

“Aku pernah. Seperempat hidup ku saat sekolah dasar dulu, aku habiskan bersama ayah. Figur ayah yang bersahaja dan tidak banyak menuntut kepada ku. Tidak banyak yang aku ingat saat aku bersama ayah. Dulu, aku selalu diantarkan ayah ke sekolah menggunakan sepeda ontel tuanya. Bahkan sebagian besar urusan sekolah ku, selalu dibantu oleh ayah.” (sekilah cerita pengantar)


Betapa bahagianya sang anak saat ia mendapati figur ayah dalam kehidupnya. Sosok yang bersahaja, tenang, dan bijaksana ini memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan anak. Figur ayah akan menjadi role model terbaik bagi anak-anak. Sejak usia 2 – 6 tahun (Immitative age), anak akan mengembangkan pola pikir nya dan belajar dengan cara meniru orang-orang di sekeliling mereka. Jika mereka mendapatkan role model yang baik, maka dapat di pastikan anak akan menampakkan prilaku yang serupa (baik pula). Itu semua tergantung dari kedua orangtua nya, terutama ayah.

Mengapa Ayah?

Pengaruh figur ayah dalam proses tumbuh kembang anak terutama pada dunia pendidikan sangatlah besar. Hal ini tidak hanya dibuktikan oleh penelitian-penelitian barat namun juga telah banyak dituturkan dalam Al-qur’an. Allah SWT telah memberikan porsi yang seimbang dalam pengasuhan anak, yaitu ibu mengandung dan ayah mendidik anak. Dalam Al-qur’an, bukan ibu yang banyak disebutkan sebagai madrasatul ula, melainkan figur ayah hebat- lah yang banyak diceritakan. Contoh yang paling mansyur adalah pengajaran akidah, berbakti kepada kedua orangtua, amar maruf nahi munkar, kesabaran, ibadah, dan adab-adab mulia lainnya yang diberikan oleh Luqman al-Hakim kepada anaknya. Kisah ini banyak di ceritakan dalam QS. Luqman ayat  13 – 19. Selain itu contoh pengajaran antara ayah dan anak lainnya dapat ditemukan dari sosok Ibrahim as. kepada Ismail as., Yakub as. kepada putra-putranya, dan Luth as. kepada putri-putrinya.

Figur ayah mendapatkan perhatian khusus dalam sebuah penelitian seorang sosiolog Amerika, Dr David Popenoe, tentang peran ayah dalam pendidikan anak (fatherhood), menyebutkan bahwa ayah yang ikut melibatkan diri secara aktif dalam mendidik anak akan membawa keuntungan positif yang tidak dapat dilakukan orang lain. Keuntungan positif yang di dapatkan menurut analisa Kyle D. Pruett (dalam bukunya yang berjudul Fatherneed : Why Father Care is as Essential as Mother Care for Your Child) ialah pendidikan anak menjadi lebih baik dengan meningkatnya kecerdasan  (Intelligence Quotient) anak, anak lebih siap secara mental, lebih stabil secara emosional, dan kecil kemungkinan mengalami depresi. 

Istimewa nya seorang ayah adalah ia mampu mengajarkan sikap individualitas terhadap anak-anak mereka. Anak yang tidak memiliki sikap individualitas, maka anak akan cenderung tidak memiliki ego. Anak tidak memiliki keberanian untuk berbeda dengan lingkungan sosialnya. Sedangkan pengasuhan dari ibu cenderung membangun sosiabilitas anak. Ibu akan mendidik anak menjadi ramah dan mudah diterima dalam masyarakat. Sehingga jika figur ayah tidak didapatkan, maka anak akan mudah menerima setiap pengaruh pergaulan dari lingkungannya. Anak akan menjadi kompromistis (mudah berkompromi) dengan pergaulan buruk yang ditawarkan teman-temannya. Ini-lah salah satu penyebablkan timbulnya kenakalan remaja, pergaulan bebas, narkoba, dan sebagainya.

Beginilah Nabi SAW bersama para cucunya

Sebuah teladan indah telah digambarkan dalam diri Muahmmad SAW. Semasa Hasan dan Husein (kedua cucu Nabi SAW) masih kecil, Nabi SAW selalu menyediakan waktu untuk memberikan pendidikan kepada kedua cucunya sebagaimana beliau meluangkan waktu untuk tugas-tugasnya yang lain. Bahkan saat beliau hendak beribadah kepada Allah, Nabi SAW tidak menyuruh orang lain untuk menjaga kedua cucunya, melainkan beliau menggendongnya dan membiarkan keduanya bermain saat beliau sedang sholat (dalam sebuah riwayat hadist). Bagi Rasulullah SAW, setiap waktu yang dilalui bersama kedua cucunya adalah kesempatan untuk mendidik mereka, termasuk waktu saat beliau beribadah (sholat).

Seperti yang dicontohkan Nabi SAW, bahwa peran seorang ayah sangatlah penting dalam pendidikan anak-anaknya. Maka sudah sepatutnya, kedua orangtua memberikan pendidikan terbaik bagi buah hatinya serta meluangkan waktu untuk memberikan pengajaran dan teladan bagi mereka. Karena anak akan menjadi aset bagi kedua orangtuanya, dalam sebuah hadist diriwayatkan bahwa “Apabila seorang telah meninggal dunia, maka seluruh amalnya terputus kecuali tiga, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakannya.” (HR Muslim)


( Sumber : Materi kuliah, inspirasi dari abstrak, beberapa artikel dari mbah google.)
Semoga bermanfaat dan bisa saling mengamalkan.
Umi Azizah M

Tidak ada komentar:

Posting Komentar