FATHERHOOD
(Peran Ayah dalam Pendidikan Anak)
(Peran Ayah dalam Pendidikan Anak)
Gambar 1 : Ilustrasi Gambar |
Apakah kamu pernah menghabiskan
sebagian hidup mu bersama ayah?
“Aku pernah. Seperempat hidup ku saat sekolah dasar
dulu, aku habiskan bersama ayah. Figur ayah yang bersahaja dan tidak banyak
menuntut kepada ku. Tidak banyak yang aku ingat saat aku bersama ayah. Dulu, aku selalu diantarkan ayah ke sekolah menggunakan sepeda ontel tuanya. Bahkan sebagian besar urusan sekolah ku, selalu dibantu oleh ayah.” (sekilah cerita pengantar)
Betapa
bahagianya sang anak saat ia mendapati figur ayah dalam kehidupnya. Sosok yang
bersahaja, tenang, dan bijaksana ini memberikan pengaruh yang sangat besar
terhadap perkembangan anak. Figur ayah akan menjadi role model terbaik bagi anak-anak. Sejak usia 2 – 6 tahun (Immitative age), anak akan mengembangkan
pola pikir nya dan belajar dengan cara meniru orang-orang di sekeliling mereka.
Jika mereka mendapatkan role model
yang baik, maka dapat di pastikan anak akan menampakkan prilaku yang serupa
(baik pula). Itu semua tergantung dari kedua orangtua nya, terutama ayah.
Mengapa Ayah?
Pengaruh
figur ayah dalam proses tumbuh kembang anak terutama pada dunia pendidikan
sangatlah besar. Hal ini tidak hanya dibuktikan oleh penelitian-penelitian
barat namun juga telah banyak dituturkan dalam Al-qur’an. Allah SWT telah
memberikan porsi yang seimbang dalam pengasuhan anak, yaitu ibu mengandung dan
ayah mendidik anak. Dalam Al-qur’an, bukan ibu yang banyak disebutkan sebagai madrasatul ula, melainkan figur ayah
hebat- lah yang banyak diceritakan. Contoh yang paling mansyur adalah
pengajaran akidah, berbakti kepada kedua orangtua, amar maruf nahi munkar,
kesabaran, ibadah, dan adab-adab mulia lainnya yang diberikan oleh Luqman
al-Hakim kepada anaknya. Kisah ini banyak di ceritakan dalam QS. Luqman
ayat 13 – 19. Selain itu contoh pengajaran
antara ayah dan anak lainnya dapat ditemukan dari sosok Ibrahim as. kepada Ismail as., Yakub as. kepada putra-putranya, dan Luth as. kepada
putri-putrinya.
Figur
ayah mendapatkan perhatian khusus dalam sebuah penelitian seorang sosiolog
Amerika, Dr David Popenoe, tentang peran ayah dalam pendidikan anak (fatherhood), menyebutkan bahwa ayah
yang ikut melibatkan diri secara aktif dalam mendidik anak akan membawa
keuntungan positif yang tidak dapat dilakukan orang lain. Keuntungan positif
yang di dapatkan menurut analisa Kyle D. Pruett (dalam bukunya yang berjudul Fatherneed : Why Father Care is as Essential
as Mother Care for Your Child) ialah pendidikan anak menjadi lebih baik
dengan meningkatnya kecerdasan (Intelligence Quotient) anak, anak lebih
siap secara mental, lebih stabil secara emosional, dan kecil kemungkinan
mengalami depresi.
Istimewa
nya seorang ayah adalah ia mampu mengajarkan sikap individualitas terhadap
anak-anak mereka. Anak yang tidak memiliki sikap individualitas, maka anak akan
cenderung tidak memiliki ego. Anak tidak memiliki keberanian untuk berbeda
dengan lingkungan sosialnya. Sedangkan pengasuhan dari ibu cenderung membangun
sosiabilitas anak. Ibu akan mendidik anak menjadi ramah dan mudah diterima dalam masyarakat. Sehingga jika figur ayah tidak didapatkan, maka anak akan
mudah menerima setiap pengaruh pergaulan dari lingkungannya. Anak akan menjadi
kompromistis (mudah berkompromi) dengan pergaulan buruk yang ditawarkan
teman-temannya. Ini-lah salah satu penyebablkan timbulnya kenakalan remaja,
pergaulan bebas, narkoba, dan sebagainya.
Beginilah Nabi SAW bersama para cucunya
Sebuah
teladan indah telah digambarkan dalam diri Muahmmad SAW. Semasa Hasan dan
Husein (kedua cucu Nabi SAW) masih kecil, Nabi SAW selalu menyediakan waktu
untuk memberikan pendidikan kepada kedua cucunya sebagaimana beliau meluangkan
waktu untuk tugas-tugasnya yang lain. Bahkan saat beliau hendak beribadah
kepada Allah, Nabi SAW tidak menyuruh orang lain untuk menjaga kedua cucunya,
melainkan beliau menggendongnya dan membiarkan keduanya bermain saat beliau
sedang sholat (dalam sebuah riwayat hadist). Bagi Rasulullah SAW, setiap waktu
yang dilalui bersama kedua cucunya adalah kesempatan untuk mendidik mereka,
termasuk waktu saat beliau beribadah (sholat).
Seperti
yang dicontohkan Nabi SAW, bahwa peran seorang ayah sangatlah penting dalam
pendidikan anak-anaknya. Maka sudah sepatutnya, kedua orangtua memberikan
pendidikan terbaik bagi buah hatinya serta meluangkan waktu untuk memberikan
pengajaran dan teladan bagi mereka. Karena anak akan menjadi aset bagi kedua
orangtuanya, dalam sebuah hadist diriwayatkan bahwa “Apabila seorang telah meninggal dunia, maka seluruh amalnya terputus
kecuali tiga, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang
mendoakannya.” (HR Muslim)
( Sumber : Materi kuliah, inspirasi
dari abstrak, beberapa artikel dari mbah google.)
Semoga
bermanfaat dan bisa saling mengamalkan.
Umi
Azizah M
Tidak ada komentar:
Posting Komentar