Kamis, 25 Juni 2020

Memberi Jarak.

Sudah sejak lama disampaikan. Pada awal ketika Islam masih menjadi agama minoritas. Oleh seorang yang bersahaja dan dekat dengan Nabinya. Bahwa..

"Aku sudah pernah merasakan semua kepahitan dalam hidup dan yang paling pahit ialah berharap kepada manusia."

Pesan yang bahkan tidak pernah usang oleh waktu. Dari dahulu hingga zaman serba tidak nyata, sudah beribu tahun lamanya, Allah gerakkan lisan Sayyidina Ali untuk menyampaikan hikmah yang tak terkira maknanya.

Bahwa yang paling Pahit dalam kehidupan. Sesuatu yang sangat sangat dihindari manusia saat ini, tapi pada kenyataannya, tidak pernah lepas dari rantai keputusasaan, yaah kecewa karena besarnya rasa harap kita pada manusia. 

Sekarang.
Saat sudah mengetahui dan merasakan betapa pahitnya kecewa. Saatnya membangun jarak dari harapan kepasa manusia. Jarak yang memisahkan langit dan bumi di antara keserakahan dan keegoisan manusia. 

Saatnya hanya berharap kepada Pemilik Semesta.
Allah ta'ala.
Sebaik-baik tempat berharap.
Biarkan diantara jarak itu kita selipkan kepasrahan hanya kepada Allah.
Sebaik-baik tempat berpulang.
Karena obat dari segala rasa pahit adalah manisnya iman.

Jakarta,
Saat pahit hampir tercekat ditenggorokkan.
Apa perlu memberi jarak?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar